Musik tong-tong merupakan jenis musik tradisi Madura yang biasanya dimainkan pada saat patrol membangunkan warga untuk bersahur pada bulan Puasa atau Ramadlan. Musik ini cukup menarik, memiliki irama harmonis ketika dimainkan secara bersama. Musikalitas tong-tong dimainkan dengan tidak memaksakan kenyaringan bunyi, namun menekankan pada harmonisasi bunyi dari ragam alat musik yang ditabuh.
Ketika dimainkan, musik tong-tong selain dalam bentuk instrumen, kerap juga dilengkapi dengan nyanyian. Lagu-lagu yang dinyanyikan biasanya secara bersama-sama (koor) dengan lagu-lagu Madura, seperti Olle olang, pajjar lagghu, serta lainnya dan kadang pula dinyanyikan dengan lagu-lagu qosidah.
Diwilayah Kabupaten Sumenep, pada dekade sampai akhir tahun 80-an musik ini pernah menjadi trend sebagai musik tradisi. Bahkan untuk mengembangkannya kerap dilakukan Festival Tong-tong. Selain itu pernah ada satu kelompok mengembangkan musik tongtong sebagai musik pertunjukan yang kemudian diberi Musik Ghursah. Musik Ghursah ini dilengkapi alat musik dengan alat musik lebih besar yang terbuat dari kayu, yang disebut bhung-bhung
Kata Tong tongsendiri, istilah ini berasal dari tiruan bunyi yang digunakan untuk menyebut satu kelompok alat musik.Dalam bahasa Madura yang lazim, istilah itu biasanya meñyiratkan makna lain yang tidak selalu dieksplisitkan, yaitu perreng. atau bambu (Bambusa).
Tongtong dengan kepentingan yang lain yaitu berupa kentongan yang dibuat dari batang bambu besar (bungbung) atau akar bambu yang besar (bungkel). Untuk menyebut kentongan yang besar, terbuat dari pokok pohon kelapa atu pohon siwalan yang dilubangi, sesuai dengan kebutuhan ukuran dan bunyinya..