sama sekali terbersit dalam benaknya untuk pamrih. Apalagi sampai ingin mendapatkan sanjungan berlebihan. Syekh Ali Akbar merupakan orang lurus, istiqomah dan amanah. Kendati Raja Bindara Saod keponakan beliau, tetapi Syekh Ali Akbar tidak mau memanfaatkan suasana hanya untuk mementingkan diri sendiri. Syekh Ali Akbar merasa bahagia kalau pengikutnya tersenyum bahagia. Beliau hidup hanya untuk umat semata. Buah amal baiknya hanya untuk memperoleh ridha dari Sang Maha Pencipta alam semesta dan isinya.
Nama Syekh Ali Akbar memang tidak masyhur. Akan tetapi beliau sangat dicintai oleh masyarakat Pasongsongan dan sekitarnya. Kendatipun tidak ada satu literatur yang mencatatkan namanya. Tidak ada tinta sejarah yang mengabadikan buah perjuangannya. Namun hal itu tidak akan menjadikan padam kemuliannya di mata keturunan Syekh Ali Akbar. Mereka, para keturunannya sadar betul jikalau jasa-jasa Syekh Ali Akbar pada Kerajaan Sumenep sungguh luar biasa besar. Bahkan seringkali Raja Bindara Saod banyak mendapatkan saran dan masukan dari beliau. Baik tentang kehidupan keluarga Raja Sumenep itu sendiri, lebih-lebih tentang roda kepemimpinan kerajaan yang sarat dengan rongrongan dan ancaman yang datang silih-berganti dari segala penjuru. Akan tetapi semuanya bisa dilalui dengan baik. Semuanya bisa cepat diatasi berkat kelihaian langkah politiik Syekh Ali Akbar.
Sebagai seorang alim ulama, Syekh Ali Akbar hari-harinya diisi berdakwah agama Islam dari pintu ke pintu tanpa mengenal lelah. Tanpa kenal kompromi. Seolah tidak ada waktu terbuang sia-sia begitu saja. Beliau senantiasa menebarkan kebajikan kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Tidak pernah membedakan antara yang miskin dan yang kaya. Bukankah manusia di mata Tuhan tiada perbedaan, semua sama saja. Hanya keimananlah yang bakal menyelamatkan manusia kelak di akhirat. Demikian pernyataan yang seringkali beliau tekankan kepada para pengikutnya. Beliau tidak pernah gentar dalam menghadapi cemooh dari orang-orang yang tidak suka pada sepak-terjangnya. Yang terpenting harus terus maju bergerak. Bukankah sudah menjadi hukum alam, kalau ada siang pasti ada malam.
Sebagai waliyullah, Syekh Ali Akbar mempunyai banyak karomah. Doanya mustajab. Cepat terijabah permohonannya. Hatinya senantiasa berdzikir kepada Allah, tidak pernah sedetik pun lalai mengingat Allah. Hanya Allah semata yang jadi sandaran hidupnya. Hanya Allah tempat memohon pertolongan dari segala bentuk kesulitan yang dihadapi manusia di alam fana ini. Insya Allah, apabila Dia menghendaki segala sesuatu pasti akan terjadi meskipun banyak orang yang merintanginya.
Desah nafas beliau adalah kalimat Allah yang ke luar-masuk lewat lubang hidungnya. Bibir beliau tak pernah berkata-kata kotor. Apalagi bergibah. Maka mahfum kalau beliau meludah pun tidak sambarangan. Karena menurut KH. Muhammad Mukammal Mustofa, jikalau air ludah Syekh Ali Akbar terinjak kaki orang maka akan mengakibatkan sakit terhadap orang yang menginjaknya. Seiring dengan itu pula, maka apabila bepergian Syekh Ali Akbar tidak pernah lupa membawa tempat khusus untuk buang air ludah
Baca: Menelisik Sejarah Pasongsongan yang Terputus
Mukammal Mustofa menambahkan, dari beberapa karomah yang dimiliki Syekh Ali Akbar, salah satunya yakni ketika beliau menugaskan putrinya untuk menumpas penjajah Belanda di Aceh. Berkat karomah beliau yang diberikan kepada putri rsayangnya akhirnya pertempuran tersebut dimenangkannya Pasukan Kerajaan Sumenep
Kalau boleh tau anak anak nyai singrum siapa aja namanya
Pertanyaan ini akan kami sambungkan pada pen penulisnya
Mohon maaf kami tidak bisa menjawab langsung
Mohon maaf, sumber rujukan artikel di atas kok tak disertakan, admin?
Tulisan ini hanya sebagian dari tulisan lengkapnya yang baru kemarin terbit dalam bentuk buku berjudul “Syekh Ali Akabar, Menelisik Sejarah Pasongsongan yang Terputus” penerbit Rumah Literasi Sumenep (Agutus 2019)
Memang penulisnya merasa kesulitan untuk mendapatkan referensi. Tulisan ini berdasarkan dari cerita sesepuh Pasongsongan dan keturunan Syekh Ali Akbar.