Sumenep dalam Sejarah dan Otoritas Kepenulisan

M. Farhan Muzammily 

Dalam kerja-kerja kepenulisan terutama yang berkaitan dengan jurnalistik kesalahan menulis ejaan kata adalah kesalahan yang tidak bisa dimaaf kan. Dalam level makro, yang dalam hal ini adalah kepenulisan sejarah, kesalahan menulis ejaan kata tentu saja tidak sefatal kesalahan pengumpulan data. Walaupun menulis sejarah juga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan menulis berita dalam ruang lingkup pers, dalam masalah akurasi data maupun nara sumber yang dijadikan komposisi utama da lam adonan informasi yang disajikan. Artinya, baik menulis berita yang biasa menjadi menu harian se tiap orang dalam ruang akses informasi maupun apalagi menulis sejarah sebagai dokumentasi penga laman kolektif suatu bangsa pada masa lalu, tuntu tan validitas pesan yang termaktub di dalamnya harus mengandung kebenaran higienis yang bebas dari bakteri maupun polusi kepentingan, baik kepen tingan pribadi penulis maupun kelompok tertentu yang berperan dominan dalam aktivitas penuli sannya.

Urgensi Penerbitan Buku Sejarah

Abraham Lincoln, salah satu presiden Amerika Serikat, pemah berkata : One cannot escape history, orang tidak dapat menghindar dari sejarah. Dalam sebuah pidato Bung Karno yang tertanggal 17 Agustus 1966 sekaligus yang menjadi pidato kenega raan terakhirnya dalam peringatan hari kemerde kaan kicauan Lincoln tersebut dikutipnya. Pidato tersebut oleh beliau diberi judul Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!.

Di dalam pidato tersebut. Bung Karno tidak hanya menegaskan kalau setiap orang tidak bisa menghindari sejarah, namun jangan sampai setiap kita mencoba untuk meninggalkan sejarah. Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi sejarah?

Sebenamya kalau disebut telah meninggalkan, menghindari, melupakan, atau apapun kata lain yang sepadan dalam konteks “masa bodoh dengan SEJARAH”, siapa yang bisa melakukannya? Bukan  kah sebagaimana Eugene O’Neill dalam salah satu dialog dramanya mengatakan kita hidup di dalam nya? Kita menjadi bagian nyata dari sejarah itu sendiri. Karena hari kemarin, hari ini, maupun hari esok yang akan datang, semuanya akan ter-cover dalam setiap sisi lampiran lembar kehidupan yang dibasahi oleh tinta sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.