b) Puisi Pantun Madura
Pantun Madura dikenal juga sebagai sendhilan. Sendhilan digunakan sebagai salah satu bentuk komunikasi antarorang Madura. Keunikan dari komunikasi sendhilan adalah komunikasi jenis ini dilakukan dengan menggunakan pantun atau paparegan. Biasanya, sendhilan dilakukan antara kaum laki dan kaum perempuan dengan cara berbalas-balasan pantun.
Di dalam sebuah pantun ada yang dinamakan andheggan (bait) pantun dan padda/biri (baris) pantun. Setiap andheggan terdiri dari empat padda, dan pada tiap-tiap padda biasanya berisi delapan keccap (ketuk/suku kata). Lafal (suara/bunyi) yang berada di akhir padda pertama harus sama dengan lafal suara di akhir padda tiga. Lafal suara akhir padda dua sama dengan lafal suara pada akhir padda keempat (Jasin, 2005).
Pantun yang digunakan dalam sastra dan budaya Madura ada 4 jenis, yaitu: (1) Pantun agama: berisi ajaran dan pesan-pesan agama, (2) Pantun baburugan (nasehat): berisi nasehat yang mengandung aturan, ajaran budi pekerti, pendidikan dan akhlak, (3) Pantun sekaseyan: digunakan oleh para pemuda ketika jatuh cinta, (4) Pantun palenggiran: berisi kalimat yang dapat membuat orang tertawa karena lucu.
Contoh puisi pantun Agama
Ngare’ lalang ka PangleghurNompa’ rata asamperanTa’ elanglang dika leburKor ja’ loppa dha’ Pangeranna | Mengambil ilalang ke pangleghurNaik rata memakai kain samperTidak dihalangi anda senangAsalkan jangan lupa pada penciptanya |
Contoh Pantun Babhurugan
Ngala’ sere epapesaEsarenga gan sakone’Knesserra oreng towa Semeyara kabit kene’ | Ngambil sirih dipisahkanDisaring sedikit demi sedikitSayangilah orang tuaYang memelihara sejak kecil |
Contoh Pantun Sekaseyan
Pasar bara’ pasar PakongMelle jamo copa’agiMon ta’ endha’ enggi amponDing tatemmo sapaagi | Pasar barat pasar PakongBeli jamu diludahkanKalau tidak mau tidak apa-apaKalau bertemu sapalah |
Contoh Pantun Plenggiran
Kalarassa geddhang bigiGeddhang ambon nyot kenynyoddanMalaradda ta’ andhi’ gigiNgakan sagon ngot-serngodan | Daun keringnya pisang bijiPisang ambon diemut-emutSulit sekali tidak punya gigMakan sagon sambil menghisap ingus |
c) Paparegan
Paparegam adalah salah satu bentuk sastra Madura yang biasa digunakan untuk memberi nasehat. Bentuk paparegan ada dua yaitu:
(1) Paparegan yang terbentuk dari dua padda/biri (baris) dalam satu andheggan (bait). Padda/biri pertama adalah samperan/bibidan. Padda/biri kedua adalah isi/teggessa
(2) Paparegan yang terdiri dari 4 padda/biri dalam satu andheggan. Padda/biri 1 dan 2 berupa samperan/bibidan. Sedang padda/biri 3 dan 4 adalah isi/teggessa dari Paparegan (Jasin, 2005).
Paparegan yang terdiri dari 4 padda/biri memiliki bentuk yang hampir sama seperti pantun. Keduanya sama-sama mengandung guru sastra dan guru sowara. Bedanya, jika pantun ditentukan berapa jumlah keccap (ketuk/suku kata), maka dalam paparegan tidak ditentukan banyaknya keccapnya.
Tulisan berkelanjutan
- Sastra Madura: Potensi, Realita, dan Harapan
- Potensi dan Apresiasi Masyarakat Madura Terhadap Sastra Madura
- Hambatan dan Memajukan Sastra Madura
Contoh Paparega yang terdiri dari 2 padda :
Blarak klare trebung manyang Baras mare tedhung nyaman |
Blarak klare trebung manyang Selesai sudah tidurpun tenang |
Contoh Paparega yang terdiri dari 4 padda
Sapa bara’ roMano’ keddi’ mano’ poterTa’ enga’ lamba’ roBekto baji’ ker masoker | Siapa di barat roBurung keddi’ burung puterTidak ingat dulu roWaktu benci tidak mau menyapa |