Revitalisasi, Rekonstruksi, dan Transformasi Budaya Madura Menghadapi Tantangan Masa Depan

Kelemahan lain budaya Madura, budaya tulis tidak tumbuh subur di Madura. Amat sulit menjumpai buku-buku lama yang berisikan kearifan lokal seperti buku tentang pengobatan, arsitektur, pembuatan perahu, ataupun ilmu meramal cuaca yang dikuasai oleh nenek moyang Madura. Hal mi mungkin menyebabkan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan di Madura lamban. Di bidang sastrapun karya-karya sastra Madura banyak dikembangkan secara lisan.

Ada pendapat yang mengatakan di Madura sulit mencari pemimpin. Semua orang mau menjadi pemimpin (tanpa mengukur kemampuan dirinya). Gambaran-gambaran ini tidak sepenuhnya salah. Jika kita melihat ungkapan Madura lama seperti “Maddheg langgar” dan “E adhane akamat” tercermin bahwa ada sifat-sifatorang Madura kadang-kadang sulit menerima pendapat orang lain. Sikap “Wa matuwa” atau “o matao” juga “ngadal” sering dijumpai dalam tindakan orang Madura kesehariannya.

Orang Madura kadang-kadang sulit untuk mengakui kekalahan / keunggulan orang lain. Walaupun anggapan ini tidak sepenuhnya benar tapi dalam kejadian ditengah-tengah masyarakat sehari-hari sikap-sikap seperti ini banyak muncul. Untuk mengantisipasi hal itu mungkin dahulu untuk menentukan katagori kejuaraan kerapan sapi dibagi menjadi dua golongan. Dalam menentukan kejuaraan ada juara bagian menang dan juara bagian kalah. Hal-hal seperti tersebut diatas harus dikurangi atau ditinggalkan dalam sikap / pikiran orang Madura.

Menghadapi masa depan budaya Madura mau tak mau harus berubah dan budaya agraris tradisional ketatanan budaya industri modem. Peralihan budaya agraris ke budaya industri memerlukan tenggang waktu agar unsur-unsur budaya lama secara kreatif dan selektif berdialog dengan budaya baru. Hal ini perlu untuk menghindari guncangan-guncangan budaya.

Kebanggaan yang berlebihan terhadap jati diri budaya Madura dapat menjadi kendala dalam menciptakan kondisi yang kondusif selama masa peralihan dan budaya dan sistem agraris tradisional menuju sistem ekonomi masyarakat modern yang serba terukur.
Apabila masyarakat Madura tetap fanatik akan prinsip-prinsip harmoni yang statis ke depan interaksi budaya Madura akan mandek. Penyerapan-penyerapan yang selektif / kreatif terhadap nilai-nilai budaya modem lerutama dalam bidang iptek,
pendidikan,  ekonorni serta tata pemerintahan menjadi syarat utama agar budaya madura siap rmenghadapi tantangan masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.