Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Madura

Pada dasarnya pendidikan keluarga yang memanusiakan anak memiliki ciri­ciri sebagai berikut:

  1. Tanamkan nilai-nilai religius sebagai langkah pertama dengan pendekatan cinta yang penuh pengertian. Nafas religius merupakan “ruh” yang harus selalu ditiupkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya secara tulus tanpa paksaan namun konsisten .
  2. Menghargai anak sebagai individu yang sejajar di hadapan Allah. Yang berbeda hanya kadar tanggung jawab hukum yang belum dimiliki berkaitan dengan usia yang belum akil balig. Dengan demikian tidak akan ada asumsi bahwa anak merupak “hak milik” yang bisa menjerumuskan pada perilaku kekerasan pada anak. Sebaliknya anak merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Dengan asumsi ini diharapkan anak dapat berkembang kepercayaan dirinya ayng pada akhirnya bisa menumbuhkan jiwa anak yang dinamis dan bertanggung jawab.
  3. Pahami bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak, bermain bukan merupakan kegiatan yang main-main. Bermain adalah kegiatan yangserius dan penting. Bermain merupakan kegiatan pokok dalam masa kanak­kanak. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin memaparkan: “hendaknya anak kecil diberi kesempatan untuk bermain. Melarangnya bermain dan menyibukkannya dengan belajar terus akan mematikan hatinya, mengurangi kecerdasannya, dan membuatnya jemu terhadap hidup sehingga ia akan sering mencari alas an untuk membebaskan diri dari keadaan sumpek ini”.
  4. Menyadari bahwa tidak ada anak yang nakal. Seorang anak hanya bersifat eksploratif terhadap hal-hal baru yang mereka temui serta anak cenderung imitatif terhadapnya. Pemahaman ini perlu sehingga tidak akan terjadi stigma negatif seperti “anak nakal”, “anak mangan” atau “anak meller”.
  5. Orang tua mengedepankan suri tauladan yang baik untuk menanamkan nilai­nilai yang diingikan pada diri anak secara konsekuen dan berkelanjutan. Sedapat mungkin menghindari instruksi tanpa contoh pada anak. Berikan nasihat berbentuk tindakan, misalnya untuk mencintai budaya madura seperti karapan sapi maka ajaklah anak untuk menonton karapan sapi.
  6. Jangan bebani anak dengan hal yang tidak mampu ia raih. Setiap anak lahir dengan potensi yang beragam. Kenali kelebihan dan kekurangan mereka. Jangan paksa anak sesuai dengan keinginan kita yang berlebihan. Misalnya orang tua mengharuskan anaknya mendapat peringkatlranking satu di kelasnya. Hal ini adalah suatu beban yang tidak semua anak bisa meraihnya.
  7. Ciptakan kondisi keluarga yang kondusif bagi perkembangan fisik dan mental anak. Berilah mereka makanan yang bergizi sehingga pertumbuhan fisiknya optimal. Beri pula mereka makanan rohani yang memadai seperti menyekolahkan mereka pada sekolah yang baik atau mengajari mereka mengaj i al-Qur’ an di madrasah atau di surau.
  8. Dalam kerangka penciptaan kondisi yang kondusif ini pula, sebaiknya hindarkan mereka dari media yang bisa merusak mental mereka seperti tayangan televisi, VCD atupun Majalah yang tidak mendidik. Sedapat mungkin dampingi mereka sewaktu mereka menonton tayangan televisi atau ketika mereka membaca Koran/majalah.
  9. Berikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi. Biarkan anak memiliki pendapat berbeda senyampang dalam batas-batas kewajaran sebagai anak. Anak akan terdorong kreativitasnya bila ia menerima perlakuan yang wajar. Seorang anak yang sering mendapat cemooh dapat melemahkan kreativitasnya.
  10. Hindari kekerasan pada anak baik berupa kekerasan fisik maupun kekerasan mental. Perlakuan yang tidak menyenangkan bagi anak kadang di terima dari orang yang seharusnya mengasihinya (yakni orang tua). Sebagian orang tua berdalih demi pendidikan anak. Ada pula yang terlanjur memberi predikat “nakal” pada anaknya atau bahkan mereka yang menganggap bahwa anak adalah hak otoritas orang tua sehingga mereka bisa semaunya memperlakukan anak. Kekerasan pada anak tidak akan memperbaiki perilaku anak, justeru akan menenggelamkan anak pada perilaku kekerasan ketika ia dewasa ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.