Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Mokka’ Blâbâr, Tradisi Sebelum Acara Perkawinan

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Mokka’ Blâbâr, Tradisi Sebelum Acara Perkawinan

Ditayangkan: 11-09-2017 | dibaca : 3,332 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

mokka’blâbâr

Tradisi Mokka’ Blâbâr merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Sampang, Madura. Tradisi ini sebagai bentuk rangkaian dari peristiwa adat perkawinan masyarakat setempat, yang pelaksanaannya dilakukan sebelum perkawinan berlangsung.

Dalam proses pelaksaan tradisi ini dimulai ketika mempelai pria akan memasuki pekarangan rumah pengantin wanita. Namun untuk memasuki pekarangan tersebut ada sejumlah syarat yang harus dijalankan, yaitu sangan pengantin beserta rombongan (besan dari keluarga pengantin pria) harus melewati tujuh tirai atau Blâbâr  berwarna merah yang dijaga oleh sesepuh keluarga mempelai wanita.

Ketika memasuki pekarangan pimpinan dan rombongan dari pengantin pria harus  menyobek Blâbâr untuk bisa menemui keluarga pengantin wanita. Setiap menyobek tirai harus menjawab pertanyaan simbolik penjaga tirai, yakni sesepuh dari keluarga pengantin wanita.  Tanya jawab (dialog) tersebut terjadi dengan ungkapan bahasa kias, yaitu kalimat yang biasa digunakan dalam saloka.

Dalam tahapan masuk dan menyobek tirai keluarga  pria harus jeli menafsirkan kalimat-kalimat yang diajukan oleh penjaga tirai. Sebab resikonya, bila ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab bisa menjadi rencana perkawinan kedua mempelai.

Sebagai misal ada pertanyaan yang dilontarkan penjaga tirai ketika memasuki  tirai ketujuh misal, apa makna atau kias “kapur dan sirih”, interpretasinya bisa dipahami sebagai  “suci dan berani” dalam membina rumah tangga Jadi hakikatnya berumah tangga ialah memadukan dua hati untuk membangun masa depan.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • tentara-jepangPemberontakan Rakyat Secara Terbuka di Prajjan
      📚 Sejarah Madura
    • Lanun, Kangean, dan Integrasi Kawasan
      📚 Budaya Madura
    • Cung-Kuncung Konce, Terkandung Pendidikan Seks
      📚 Permainan Anak madura
    • Mitos dan Membaca Kondisi Lingkungan
      📚 Budaya Madura
    • Tari Tradisi Madura, Riwayatmu Kini
      📚 Tradisi Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close