Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Merawat Habitat Demi Kelestarian Kehidupan

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Merawat Habitat Demi Kelestarian Kehidupan

Ditayangkan: 26-06-2015 | dibaca : 5,359 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Dalam Perspektif Agama dan Budaya lokal Madura

kearifan-lokal-maduraCatatan: D. Zawawi Imron

1.  “Habitat”, dalam “Ensiklopedi Indonesia” disebutkan berasal dari bahasa latin habitare = tempat. Dalam ekologi berarti = tempat di mana satu organisme hidup. Contoh, misalnya: ikan sepat habitatnya di perairan rawa, ikan glodok di pantai berlumpur. Habitat itu erat sekali dengan kecocokan untuk hidup. Sedangkan alam semesta ini terdiri dari banyak habitat dari berbagai makhluk. Maka menjaga habitat adalah menjaga kehidupan.

2.  Manusia sebagai “khalifah” atau aktor utama dari kehidupan di dunia ini punya tugas untuk merawat kehidupan. Merusak kehidupan, merusak habitat dan lingkungan bertentangan dengan akal sehat karena akan membawa bala bencana. Tuhan berfirman dalam Al-Qur’an: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat dari (ulah) tangan manusia”. Tidak ada binatang yang membabat dan mebakar hutan, tidak ada ikan-ikan yang merusak terumbu karang. Yang membuat kerusakan adalah manusia.

3.  Hidup membutuhkan kesadaran dan kearifan yang bertumpu pada akal sehat dan hati nurani. Kesadaran dan kearifan itulah yang kemudian bersinergi, lalu melahirkan tindakan-tindakan beradab dan berbudaya, sehingga terjadi harmoni antara kehidupan manusia dengan alam habitatnya. Lemahnya kesadaran budaya, membuat manusia bisa bertingkah yang merugikan dirinya, kemanusiaan dan lingkungan.

[junkie-alert style=”yellow”] 4. Kearifan budaya lokal di Madura yang memihak keragaman hayati, bisa dicermati dari mana-mana flora yang diabadikan menjadi nama tempat. Seperti, Katapang, Nyeorondung, Gajam, Tarebung, Camplong, Balingi, Nangger dan lain-lain. Pemberian nama-nama itu menunjukkan adanya penghargaan kepada tumbuh-tumbuhan dan kemakmuran. Lebih dari itu terdapat sejenis seloka “nanggala pangonong andhung kalandiyan, sagara sagunong duggung pamandiyan”. Seloka di atas merupakan adanya penghormatan kepada dunia romantik yang pastoral, yang menunjukkan bahwa orang Madura pada zaman dahulu sangat menghargai habitat. [/junkie-alert]

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Nilai Filosofis Kompleks Keraton Sumenep
      📚 Budaya Madura
    • Sang Juru Tombak Pengawal Merah Putih
      dari Kangean ke Pulau Sapeken
      📚 Sejarah Madura
    • Sekep: Lambang Kejantanan Laki-Laki Madura
      📚 Budaya Madura
    • Hidup Seimbang Ala Orang Madura
      📚 Budaya Madura
    • bahasa-sastra-maduraPengembangan Bahasa Madura dan Problematikanya
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close