Selanjutnya kalau kita menelusuri sejak kapan sebutan Songennep mulai dikenal. Satu-satünya sumber yang menyebutkan nama wilayah ini, ialah kitab Pararaton (sumber tertua). ini berarti bahwa wilayah dengan nama Songenneb sudah ada jauh sebelum kitab pararaton ditulis (pada abad XV). Pengertian wilayah yang dimaksud, bisa berarti desa kabupaten ataupun kerajaan.
Untuk pelacakan ini harus mulai dan awal terbentuknya pemukiman di pulau madura. Menurut pendapat Dr.Adi Sukadana (antropolog) berdasarkan penelitian-penelitiannya di Madura, pemukiman awal di Madura terdapat di bagian tengah (punggung) pulau Madura yang umumnya terdiri dari pegunungan atau bukit-bukit kecil. Sedang di daerah-daerah yang terletak di dataran rendah (termasuk wilayah Sumenep), pada masa lalu sebelum abad XIII masih tergenang oleh air laut (rawa-rawa).
Baru pada abad XIII sesudah terjadi proses pengeringan rawa-rawa yang tentunya berjalan setahap demi setahap, daerah dataran rendah di Madura mulai ditempati atau dihuni. Jadi wilayah Sumenep pada masa itu sebagian besar terdiri-dari tanah bekas endapan rawa. OIeh sebab itu wilayah ini dinamakan Songennep yang berarti Iembah bekas endapan yang tenang.
Pusat pemerintahan di wilayah Madura timur (Sumenep) pada abad XIII (sebelum Majapahit) terletak di dataran tinggi kemungkinan-kemungkinannya di Benasare, Mandaraga atau di Batu Putih. Maka sementara ini bahwa nama Sumenep mulai dikenal sejak awal abad XIII, sedangkan sebelumnya nama wilayah ini belum ditemukan.
Kemudian baru pada akhir abad XV ketika pusat pemerintahan dipindahkan ke wilayah dataran rendah (Kecamatan Kota Sumenep saat ini), Songenneb tumbuh menjadi suatu pelabuhan yang penting diujung timur pulau Madura, mengingat tempatnya yang strategis terletak diantara jalur pelayaran jawa-Maluku.
Pelabuhan wilayah Sumenep pada masa itu terletak di desa Kertasada (tepatnya di muara sungai Kali Marengan).Pelabuhan Kertasada pada masa itu merupakan tempat untuk mengisi perbekalan dan air minum
Bukti-bukti yang mendukung nama-nama desa di sekitar wilayah iru: (1). Marengan dan katamarenge aeng yang berarti tempat mengambil perbekalan air (2) Pabean yang berarti tempat untuk menarik bea atau cukai bagi kapal yang masuk cli pelabuhan.
Selain bukti-bukti di atas, di Kertasada juga terdapat sebuah benteng yang diperkirakan berasal dan jaman VOC (akhir abad XVII). Bukti-bukti lain sebagai pendukung ialah nama-nama atau tempat-tempat di wilayah Sumenep yang hingga kini masih ada atau jadi tempat hunian seperti: (1) Kampung Karangraba di kelurahan Pajagalan kecamatan kota Sumenep (dalam bahasa Madura raba berarti rawa). (2) Kampung Mas Tase’ (dalam bahasa Madura, tase’ berarti laut) berada di desa Pabian kecamatan kota Sumenep. (3) Kampung Sagaran (dalam bahasa Madura Sagara berarti laut), berada di kelurahan Pajagalan kecamatan Kota Sumenep.
Tulisan berkelanjutan:











