Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Masa Kekuasaan Panembahan Mandaraga

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Masa Kekuasaan Panembahan Mandaraga

Ditayangkan: 21-08-2013 | dibaca : 3,380 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Kuburan Panembahan Joharsari

Kuburan Panembahan Juharsari, di Desa Mandaraga Sumenep

Pada pemerintahan Panembahan Joharsari, penguasa Sumenep dari tahun 1319-1331 M ini, Sumenep belum menyebar secara luas. Memang Panembahan ini yang pertama kali menganut agama Islam , akan tetapi tidak diketahui oleh siapa yang menyebarkan.

Akan tetapi ada faktor faktor yang mendukung yaitu:

  1. Gelar jabatannya “Panembahan“  didalam dunia luar Islam  baik agama Hindu, Syiwa, dan agama Budha tidak dikenal gelar jabatan seperi Sultan, Panembahan, dan Susuhunan. Tetapi baru dikenal setelah masuknya agama Islam  di Jawa.
  2. Panembahan Joharsari mempunyai putra bernama Raden Piturut bergelar Panembahan Mandoroko yang beragama Islam , kuburannya di desa Mandaraga Keles merupakan kuburan Islam  yang berkumpul dengan kuburan keluarga Islam  lainnya.

Baru setelah pada pemerintahan JokoTole, Islam  sudah mulai dikenal banyak orang. Panembahan Joharsari mempunyai putra bernama Raden Piturut yang bergelar Panembahan Mandaraga.

Panembahan Mandaraga ini berkuasa sampai 1339 M dan mempunyai dua putra yaitu Pangeran Natapraja bertahta di Bukabu dari tahun 1339-1348 M dan Pangeran Nataningrat yang menggantikan kakaknya dengan karaton Baragung yaitu Guluk-Guluk. Pangeran Nataningrat berputra Agung Rawit yang bergelar Pangeran Sekadiningrat I yang memerintah tahun 1358-1366 M dengan keraton di Banasare.

Kemudian ia diganti oleh putranya yaitu Temenggung Gajah Pramada yang bergelar Sekadiningrat II yang memerintah tahun 1366-1386 M. Setelah itu ia diganti oleh cucunya yang bernama Jokotole atau Aria Kudapanole yang bergelar sekadiningrat III, Jokotole atau bisa disebut dengan Aria Kudapanole ini berkuasa sejak tahun 1415-1460 Masehi.

Kemudian, bersamaan dengan itu ada seorang penyiar agama, yang kemudian dikenal dengan Sunan Padusan, nama asli dari sunan ini adalah R. Bindara Dwiryapada.

Menurut cerita ia merupakan keturunan dari Arab, yang bernama Haji Usman Manyuram Mandalika atau lebih dikenal dengan Sunan Andung, penyebar agama Islam  di Lombok. Asal mula nama Padusan ialah bahwa setiap orang yang masuk Islam  dan telah dianggap mampu untuk menjalankan syariat Islam , maka ia lalu dimandikan dengan air dengan dicampuri macam-macam bunga yang baunya sangat harum, dimandikan secara demikian disebut dengan “diedus“, karena itu tempat dimana dilakukan upacara tersebut dinamakan desa “Padusan” yang artinya bunga yang harum.

Kampung Padusan ini termasuk desa Pamolokan kota Sumenep. Sunan Padusan ini juga membangun pondok pesantren di Parsang. Tidak disangka hal tersebut menarik perhatian dari pangeran Jokotole dan penduduk sekitar. Yang akhirnya pangeran Jokotole memeluk agama Islam , melalui sunan Padusan.

Karena sunan tersebut berhasil dengan dakwahnya dan ,mengIslam kan pangeran Jokotole beserta anaknya, maka oleh pangeran Jokotole dijadikan menantunya. Hal itulah yang menyebabkan tempat tinggal Sunan Padusan itu yang semula di desa Padusan kemudian pindah ke keraton Batuputih.

Judul bersambung:

  • Penyebaran Islam di Sumenep dan Perkembangannya, baca
  • Persebaran Agama Islam  di Madura, baca
  • Masa Kekuasaan Panembahan Mandaraga, baca
  • Pangeran Katandur, Tokoh Penyebar Islam di Sumenep, baca

 

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Tradisi Ter-ater Berbagi Rasa Masyarakat Madura
      📚 Tradisi Madura
    • Sebagian Dokumen Kongres I Bahasa Madura Hilang
      📚 Peristiwa Madura
    • Kesenian Pangkak: Upacara Pemotongan Padi
      📚 Tradisi Madura
    • Re-Interpretasi Makna Bhapa’ Bhabu’ Ghuru Rato
      📚 Budaya Madura
    • Menengok Goa Kandalia Langsar Sumenep
      📚 Wisata Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close