Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Lestarinya Tradisi, Mempertahankan Indentitas Lokal

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Lestarinya Tradisi, Mempertahankan Indentitas Lokal

Ditayangkan: 18-07-2012 | dibaca : 3,091 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

 Oleh : Yusuf Yudo Sutrisno

kerapan sapiPada beberapa sisi budaya tradisional ternyata masih mempunyai daya pikat tersendiri bagi masyarakat modern saat ini. Pesona mereka mampu menembus batasan waktu. Sebuah budaya tradisional yang tetap dipertahankan keberadaannya tidak sekadar berfungsi sebagai simbol, layaknya romansa untuk mengingat keindahan masa lalu. Tetapi lebih dari itu dia merupakan representasi dari sebuah identitas. Seperti halnya kerapan sapi suatu kultur yang dianggap sebagai penjelmaan dari karakter masyarakat Madura yang tegas, sangat menjunjung harga diri dan jantan.

Kerapan sapi sendiri mulai hadir di tengah kehidupan masyarakat Madura, sejak awal abad XV tepatnya di masa pemerintahan Raja Jokotole, yaitu sekitar tahun 1415–1480. Pada masa tersebut masyarakat Madura dikenal gemar melakukan kegiatan olah raga. tradisional seperti Okol (gulat) dan Ojung (perang tanding) termasuk kerapan sapi. Dalam perjalanannya kerapan sapi kemudian berkembang menjadi olahraga yang paling digemari masyarakat Madura.

Dalam realita sosial, kerapan sapi dianggap mampu mengguratkan nilai-nilai tersendiri. Karena bagi masyarakat Madura kerapan sapi dianggap bisa mengangkat martabat sekaligus tingkatan kasta mereka. Sejatinya selain menjadi tradisi, karapan sapi sesungguhnya adalah sebuah perayaan untuk mengungkapkan kesuksesan panen tembakau. Saat ini olah raga yang dianggap sebagai simbol dari seorang laki-laki telah dikenal luas di luar masyarakat Madura, bahkan hingga ke negeri Manca. Bahkan kerapan sapi kini telah menjadi sebuah agenda wisata tahunan yang digelar tiap bulan Oktober minggu ke dua setiap tahunnya dengan memperebutkan piala presiden. Lokasi yang dipilih adalah Stadion R. Soenarto Hadiwidjojo, di Kabupaten Pamekasan.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Orang Madura, Siapa Mereka?
      📚 Budaya Madura
    • Carok Sebagai Bentuk Kesenian Madura
      📚 Budaya Madura
    • Kilasan Kenangan Hitam, “Carok” pada Masyarakat Madura
      📚 Budaya Madura
    • Folklor dalam Pembentukan Kepribadian Masyarakat Madura
      📚 Budaya Madura
    • Menggali Sejarah Bangkalan
      📚 Sejarah Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close