Komunikasi Orang Madura Perantauan

Taufiqurrahman

Jiwa persaudraan orang Madura (inovasee)

Masyarakat Madura secara umum yang juga memiliki pola hidup kolektivis mereka akan selalu berbuat sesuai dengan lingkungannya. Sebab jika mereka bertingkah diluar kesepakatan yang ada dalam kelompoknya maka mereka akan mendapatkan sangsi sosial, seperti dikucilkan atau menjadi bahan omongan orang lain. Contohnya seperti dalam acara pernikahan dan kematian sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya.

Selain itu, penduduk Madura yang hidup di Madura rata-rata adalah sanak saudara sendiri. Dan hampir di setiap tiga atau empat rumah dapat dipastikan akan terdapat mushalla yang berdiri disana. Sehingga kegiatan-kegiatan keagamaan akan mudah didapati di sekitar rumah penduduk, karena seringnya kegiatan itu dilaksanakan. Dan di saat itulah mereka bisa berkumpul di samping dengan sanak keluarga juga dengan tetangga, teman, atau sahabat.

Adapun orang-orang Madura yang hidupnya di luar Madura atau sebagai perantauan, mereka juga akan cenderung mencari kelompoknya sendiri, yakni sesama orang Madura. Karena ketika mereka telah bertemu dengan orang yang berasal dari Madura, mereka akan merasa memiliki kedekatan emosional tersendiri, sekalipun orang itu bukan keluarga kandungnya akan tetapi mereka tetap menganggap orang-orang Madura yang mereka temui sebagai “taretan dhibi’” atau saudara sendiri. Hal itulah yang akan membuat orang Madura bangga dan senang ketika bertemu sesama orang Madura, sebab mereka akan menjaga satu sama lain, terlebih juga saling menjaga harga diri mereka agar tidak terinjak oleh kelompok lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.