Chandra Hassan Pejuang Pantang Menyerah

Chandra Hassan Pejuang Pantang Menyerah
Ilustrasi perlawanan dalam perang

Karena keadaan sudak kritis selaku Komandan Resimen 35, Letnan Kolonel Chandra Hassan mengundang Dewan Pertahanan Daerah (DPD) bersidang di Manding.   Dalam rapat tersebut ia mengemukakan bahwa Resimen tidak dapat lagi mempertahankan daerah Madura lebih dari satu bulan, karena kita sudah kehabisan amunisi. Tetapi perlawanan rakyat harus tetap dijalankan supaya Madura tetap dijadikan “Neraka” bagi Belanda.

Tentara dan pejuang-pejuang lainnya supaya tetap berjuan bersama rakyat, pada waktu itu semua pejabat Negara di bawah pimpinan Cakraningrat bersumpah tetap setia kepada pemerintah dan Negara Republik Indonesia. Setelah Komandan Resimen mempelajari situasi lebih lanjut dan melihat pemusatan batalyon-batalyon Belanda di Pamekasan untuk bergerak di daerah Timur dan Utara maka tepat pada tanggal 14 Nopember 1947 ia memberi order terakhir yang berbubunyi sebagai berikut.

Seluruh Slagorde yang masih bersenjata diperintahkan mundur ke Jawa dengan tempat berkumpul di Kediri caranya dengan mempergunakan kesempatan masing-masing.
Yang tidak bersenjata bergabung dengan rakyat, tetap di tempat menjalankan gerakan bawah tanah, menstimulir pemberontakan terhadap pasukan dan orang-orang Belanda tetap dijalin hubungan dengan pedalaman (Jawa).

Bagi tentara TNI tidak dibenarkan bekerja kepada Tentara Belanda bagaimana pun besar resikonya, hanya anggota inteligens yang boleh menyusup ke kesatuan-kesatuan Belanda.
Kami akan kembali dengan pasukan-pasukan kami ke Madura untuk menghancurkan kolonialisme Belanda. Setelah perintah terahir dikeluarkan maka rakyat memecah diri dan membuat rencana sendiri-sendiri.

Pada umumnya mereka mencari perahu besar kecil untuk menyebarang ke Basuki, atau lewat Tuban menuju ke Kediri, jadi hijrah ke Jawa memang strategi dan taktik Resimen Jokotole oleh karena itu rencana hijrah ini sudah dilaporkan kepada divisi, maka anggora Jokotole yang tiba oleh Divisi ditampung di kesatuan khusus.   Mayor Mangkuadiningrat dan Kapten Mohammad Saleh tinggal di Madura, demikian pula Kapten (CPM) Hafiluddin dan Kapten Mudhar Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.