Adipati Arya Adikara Wiraraja (I)

Sang Arya Wiraraja

Banyak orang yang bertanya tentang keberadaan Arya Wiraraja, karena beliau bukan seorang raja mutlak hanya sebatas Adipati sehingga wajar bilamana silsilah keberadaanya kurang jelas. Tapi rupanya dimata ahli sejarah Arya Wiraraja mendapat tempat yang istimewa sehingga selalu tertulis dalam kitab-kitab kuno. Namanya tertera jelas termasuk dari mana dan siapa saja keturunannya, seperti yang digambarkan kitab-kitab Pararaton dan lain sebagainya.

Demung Nayapati. Demung Nayapati merupakan jabatan tinggi negara kala itu yang kedudukannya sangat dekat dengan raja. Kemudian setelah Prabu Whisnuwardhana diganti oleh putranya yang bernama Dandang Gendis bergelar Prabu Kertanegara, maka Arya Banyak Wide dipindahkan ke Madura timur yakni Songennep, sebagai Adipati atau yang setingkat Gubernur (sekarang). Hal tersebut dilakukan karena Sang Prabu melihat adanya hubungan mesra antara Banyak Wide dengan Mahisa Campaka yang nota bene adalah saudara sepupunya, sendiri dari keturunan Ken Arok dengan Ken Dedes. Hal mana akan dikhawatirkan kedudukannya sebagai raja akan tersaingi, apalagi Arya Banyak Wide orang yang cakap dalam strategi dan politik Pemerintahan.

Dikala Prabu Kertanegara mengadakan sidang mahkota, yang dihadiri oleh semua para pembesar kerajaan, diantaranya Demung Nayapati Arya Banyak Wide, Mpu Raganata, Panji Aragani, Kebo Anengah, Kebo Anabrang, Rakyan Tumenggung Wirakerti, Rakyan Rangga Mahisa Rangkah, dan lain-lain. Sang Prabu menuturkan keinginannya untuk memperluas daerah kekuasaannya hingga keluar tanah Jawa. Yang diincar pertama adalah kerajaan kerajaan Tribuwanaraja Maulimarwasewa dibawah pimpinan Prabu Darmasraya di Swarnadwipa (Sumatra). Lalu minta pendapat pada Arya Banyak Wide (Wiraraja) selaku pensehat politik pengatur strategi perang. Oleh Banyak Wide diberi pandangan agar hal tersebut perlu dipertimbangkan, karena paling utama adalah menunggu datangnya pembalasan dari negeri China, yang mana Sang Prabu pernah menghina tusan Khubilai Khan dengan memotong kupingnya karena tersinggung diminta untuk takluk kepada Kaisar China.

Dan bilamana penyerangan ke Swarnadwipa dilakukan, selayaknya harus mengirimkan telik sandi dahulu agar mengetahui kekuatan lawan. Rupanya saran dari Banyak Wide membuat Kertanegara tersinggung dan marah. Atas kemarannya tersebut maka secara halus disingkirkan atau dibuang ke Sumenep Maduda timur dengan alasan untuk memantau kedatangan armada China di laut Jawa. Tidak hanya Banyak Wide, para pembesar kerajaan yang mendukung pendapat Banyak Wide juga kena getahnya seperti Patih Mpu Raganata diganti oleh Panji Aragani sebagai Patih luar dan Kebo Anengah menjadi Patih dalam. Empu Raganata sendiri dijadikan ramadhyaksa (penasehat raja), Kebo Anabrang diangkat menjadi Senopati Agung.  Rakyan Tumenggung Wirakerti dijadikan Menteri Anghabaya, Rakyan Rangga Mahisa Rangkah tidak diberi kedudukan.

Perlu diketahui bahwa urutan jabatan di Singhasari sebagai berikut: Patih, Demung Nayapati, Kanuruhan, Rangga, Adipati, Tumenggung, Manteri, Manteri Anghabaya (pembantu)

Tulisan bersambung:

  1. Adipati Arya Adikara Wiraraja (I)
  2. Adipati Arya Adikara Wiraraja (II)
  3. Arya Wiraraja Pendiri Kerajaan Majapahit
  4. Berakhirnya Kerajaan Singasari

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.