Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Warisan Sastra Lisan Madura, Menyuarakan Irama Jaman

▲ Menuju 🏛 Home ► Sastra Madura ► Warisan Sastra Lisan Madura, Menyuarakan Irama Jaman

Ditayangkan: 13-09-2014 | dibaca : 5,840 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Kalau Madura disebut pula pulau “karapan sapi”, maka salah-satu jenis sastra lisan yang bisa didapatkan pada pacuan sapi ialah lok-alok. Karapan sapi yang menampilkan lok-alok bukan karapan sapi yang kita lihat pada kejuaraan karapan sapi di kota-kota kecamatan atau kabupaten di Madura.

Karapan sapi yang menampilkan lok-alok ialah yang terdapat di desa-desa di mana sapinya dipacu sepasang-sepasang tanpa lawan berpacu. Sepasang sapi biasanya dipacu dua kali. Di antara dua kali pacuan ini ada waktu bagi masing-masing si empunya sapi untuk memperkenalkan nama sapinya kepada para penonton, yaitu pada saat semua sapi sudah berada di finis setelah pacuan yang pertama. Ketika hendak kembali ke start untuk pacuan yang kedua kalinya, di tengah-tengah lapangan si empunya sapi atau orang yang mewakilinya mengucapkan pidato perkenalan itu, yang disebut lok-alok.

Orang yang mengucapkan lok-alok disebut tokang lok-alok. Seorang tokang lok-alok yang ahli biasanya sangat pandai sekali mengelola kata-kata, sehingga ucapan-ucapannya puitis sekali, meskipun kadang-kadang terjerat pada klise.

Dalam lok-alok ini ternyata dominan sekali permainan irama dan rima, sehingga terlepas dari arogansi yang terkandung dalam maknanya, namun persyaratan sastrawi sudah bisa dipenuhi. Di samping itu vitalitas yang memancar pada bunyi masing-masing kata menunjukkan bahwa lok-alok ini benar-benar salah-satu sastra lisan yang khas Madura. Uniknya pula lok-alok itu tidak dilagukan sebagaimana kidungan, sebagaimana lazimnya sastra Madura yang puitis lainnya, tapi diucapkan dengan suara lantang seperti orang membaca sajak.

Istilah lok-alok berarti memperkenalkan, karena kata ka-alok dalam bahasa Madura berarti terkenal. Jadi lok-alok memperkenalkan dua ekor sapi yang diikutkan pesta kerapan.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Kobhung, Bangunan Tradisional Masyarakat Madura
      In Budaya Madura
    • Perkembangan Bidang Pemerintahan di Madura
      In Sastra Madura
    • perempuan_madura_1Patriaki Perempuan Madura, Tradisi dan Gender
      In Budaya Madura
    • Petitah Petitih Bahasa Madura Telah Dilupakan
      In Sastra Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya
    • Media dan Stereotip Terhadap Etnis Madura
    • Tradisi Meminang Bagi Orang Madura
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Pamekasan Pada Masa Pemerintahan Adipati Ario Adikara

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close