Upacara Nadar Masyarakat Sumenep Madura

upacara-adat-nadar-nyadar-sumenep2 Makanan yang tersisa dibagikan kepada para tetangga yang tidak mampu dan anggota keluarga yang tidak hadir pada saat upacara. Tujuannya agar mendapat berkah dari upacara tersebut. Instrumen pada upacara nadar ketiga, yaitu nasi, telur, dan bandeng. Semua itu diletakkan di atas panjang (piring keramik asing). Simbol dari nasi, telur, dan bandeng sama dengan upacara nadar pertama dan kedua. Piring keramik ini sebagai simbol tempat menyimpan rezeki. Piring keramik (panjang) dikeluarkan pada upacara ketiga karena sebagai simbol menyimpan rezeki dan diharapkan hasil panen terakhir bisa ditabung, sedangkan pada panen pertama dan kedua hasilnya digunakan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Naskah-naskah kuno yang dibacakan adalah naskah Sampurna Sembah dan Jatiswara dan hanya bagian-bagian tertentu saja yang dibacakan, yaitu yang isinya berupa ajaran-ajaran Islam sehingga dapat dijadikan panutan dalam hidup sehari-hari. Tombak dan keris, benda-benda ini, mempunyai kekuatan gaib dan harus diperlakukan secara hati-hati. Keris dan tombak merupakan senjata yang mereka peroleh dari leluhurnya. Keris dan tombak sebagai simbol kekuatan supaya terhindar dari gangguan para lelembut.

Dalam upacara nadar ketiga, pembaca doa mengenakan pakaian khusus yang disebut racuk sewu. Wujudnya berlengan pendek dan divariasi dengan tembelan beberapa warna merah, coklat, dan bintik-bintik merah, hitam, dan krem. Pakaian ini menunjukkan bahwa orang Madura senang dengan warna-warna. Warna-warna tersebut mempunyai simbol tersendiri. Warna merah sebagai simbol matahari yang menunjukkan adanya kehidupan. Warna coklat sebagai simbol tanah yang kita pijak. Warna hitam sebagai simbol musim penghujan. Secara logika warna hitam merupakan warna yang gelap sesuai dengan saat cuaca mendung. Warna krem sebagai simbol musim kemarau. Secara logika warna krem merupakan warna yang terang, dalam hal ini sama dengan keadaan alam pada saat musim kemarau. Bintik-bintik merah sebagai simbol musim pancaroba yaitu pergantian musim hujan dan kemarau. Secara logika warna bintik-bintik merah yang didasari warna hitam menunjukkan bahwa warna matahari merah dan warna langit mendung hitam.

Demikianlah, gambaran singkat dari ketiga prosesi upacara nadar di masyarakat Sumenep Madura tersebut. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan akan budaya dan kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat di wilayah Indonesia.

Sumber :

Responses (2)

    1. Nadar atau Nyadar merupakan upacara adat masyarakat setempat. Segala hal menyangkut tentu berdasarkan kesepakatan adat dan masyarakat. Upacara termasuk kategori besar karena terdiri dari beberapa prosesi. Tidak bisa ditebak berapa nominal penyelenggaraan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.