Tradisi Mantenan di Giligenting Sumenep

Dari situlah sehingga menurut mereka bulan syawal adalah bulan yang sangat tepat untuk mangantani ana’, tapi bagi masyarakat kecil yang khususnya menetap di giligenting yang provesinya hanya sebagai petani, ini merupakan suatu beban yang sangat menghimpit mereka. bayangkan saja setiap bulan syawal kadang kadang sampai puluhan keluarga yang menyelenggarakan mantenan (mangantani ana’) seperti yang di ulas di atas kebiasaan masyarakat giligenting mantenan identik dengan penarikan penarikan (tengka) umpama satu mantenan itu masyarakat harus mengeluarkan materi atau uang sebesar 50 rebu seumpama untuk 10 mantenan sudah 500 ribu tapi bagi yang punyak utang (otang tengka) 500 ribu otomatis yang harur di kembalikan adalah 500 ribu juga kan.

Nah untuk dari itu penulis berharap kebiasaan kebiasaan atau tradisi seperti ini harus di tindak lanjuti, saya berharap partisipasi masyarakat untuk tidak melaksanakan kebiasaan kebiasaan atau praktek praktek yang sangat membebani dan sangat menyengsarakan masyarakat kecil, demikian harap penulis…. yah paling tidak mencari bulan lain selain bulan syawal.

sumber: http://www.giligenting.com/

 

Responses (2)

  1. jawabannya gk nyambung sama soal yang saya ajukan.. klau bgitu bgus nggk usah dijawab, klau jawabannya ngantur dan tdk masuk akal.

    1. Jawaban yang mana?. Tolong cantumkan link.
      Akan lebih baik bila anda datang langsung menemui kami, (apabila bermaksud menelusuri keinginan) sebab persoalaan budaya, tradisi, apalagi kesejarahan tidak selalu dan harus dijawab lewat komentar disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.