Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tradisi Mantenan di Giligenting Sumenep

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Tradisi Mantenan di Giligenting Sumenep

Ditayangkan: 01-04-2011 | dibaca : 10,694 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tradisi mantenan (perkawinan) telah ada sejak dahulu hingga sekarang bahkan sampai masa masa selanjutnya. Hal ini tak akan pernah pudar selagi bumi masih berputar dan manusia terus lahir laki laki dan perempuan, bisa di bilang kisah dalam sejarah mantenan telah teraplikasi dari para leluhur kita adam dan hawa.

Mantenan atau dalam bahasa masyarakat giligenting (ghabay) entah itu dilaksanakan secara sederhana maupun secara mewah mewahan (ghabay raje) tradisi seperti ini sudah lazim terjadi di perkotaan maupun di desa desa pedalaman, tradisi mantenan ini khususnya bagi masyarakat giligenting di jadikan sebagai momen untung untungan, tidak beda halnya dengan sebuah arisan, yang tak lain sama halnya untuk memperoleh nilai materi semata. kata orang giligenting ‘mangantane ana’ seolah olah anak di jadikan kedok untuk mendapatkan tambahan materi,padahal inti dari sebuah mantenan adalah mengharap doa dan barokah atas kelangsungan perkawinan mempelai berdua.

Namun kenyataanya cara pandang masyarakat berubah dengan memprioritaskan penarikan penarikan dari para undangan yang berupa materi, barang, atau jasa. (otang tengka) dan lagi tradisi mantenan yang terjadi masyarakat giligenting acara mantenan kerap kali membuat masyarakat giligenting panik dan trouma karena acara mantenan kerap kali di laksanakan di bulan syawal.

Karena menurut mereka khususnya bagi masyarakat yg merantau, pada bulan syawal adalah bulan berkumpulnya masyarakat giligenting, setelah setahun lamanya menetap di perantauan di saat hari raya idul fitri tiba masyarakat giligenting berbondong bondong untuk pulang kampung,

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(2)

Nasymirah said on 30-10-2016

jawabannya gk nyambung sama soal yang saya ajukan.. klau bgitu bgus nggk usah dijawab, klau jawabannya ngantur dan tdk masuk akal.

Reply
Lontar Madura said on 09-11-2016

Jawaban yang mana?. Tolong cantumkan link.
Akan lebih baik bila anda datang langsung menemui kami, (apabila bermaksud menelusuri keinginan) sebab persoalaan budaya, tradisi, apalagi kesejarahan tidak selalu dan harus dijawab lewat komentar disini.

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Ruang Pada Rumah Tanean Lanjang
      📚 Budaya Madura
    • KH. Mas Mansur, Ulama Santun dan Sederhana
      📚 Tokoh Madura
    • Sajak-Sajak Penulis Madura
      📚 Sastra Madura
    • Pernikahan Adat Madura
      📚 Tradisi Madura
    • Pettong Popo; dan Nilai Solidaritas Etnik Madura
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close