Selain itu juga menampilkan tari Pasemowan Kerabhan Sapè, Bentoran Adat, Bu’ Marliyah, dan Gumbek Nemor. Lalu, tari Tandhâng Bhangkalanan. Selain Sanggar Tarara, sejumlah komunitas juga dilibatkan. Seperti Sanggar Paseban, Komunitas Masyarakat Lumpur (KML), Sanggar Maharani, dan Rupa Madurese.
Penampilan yang dinilai paling memberikan kesan bagi masyarakat pengunjung yakni saat Sanggar Tarara menampilkan kejhungan oleh tanda’. Sebab menurut penonton, vokal yang melengking dengan cengkok yang khas seorang tanda’ tersebut merupakan sebuah peninggalan yang tidak ternilai harganya.
”Harapan ke depan, Bangkalan bisa mengadakan event seni budaya berskala nasional dan menjadi agenda tahunan,” harap Hendra.
Pembina Sanggar Tarara Sudarsono menyampaikan, pihaknya selalu siap memperkenalkan budaya dan seni di Madura. Terlebih sebagai upaya pelestarian. Dengan demikian, seni budaya tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat. Jadi orang luar tidak hanya tahu tentang kerapan sapi.
”Kami sangat bangga bisa membawa nama Bangkalan dan Madura. Tidak lain ini untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya di Bangkalan,” ucapnya. (*)