Sastra Madura  

Marlena; Mimpi-Mimpi Yang Tersisa

Hari masih pagi, ketika Marlena tiba di sekolah. Hanya beberapa orang saja yang tampak di tempat itu. Di antaranya, Pak Tahir, tukang kebun sekolah, sedang asyik menyapu halaman tanpa mempedulikan debu-debu yang beterbangan di sekitarnya

Sastra Madura  

Marlena; Senandung Bunga Cinta

Sebagai guru muda, memang Pak Jamil berniat untuk memetik bunga-bunga di tempat dia mengajar. Dan rupanya pilihan itu jatuh pada diri Marlena yang nampak sederhana, pintar, dan lincah seperti rusa hitam

Sastra Madura  

Marlena; Keluarga Toha

Pak Toha sudah menanti kehadiran Fatimah, sambil duduk di kursi panjang. Cara ini adalah kebiasaan Pak Toha, bila ada sesuatu yang perlu dipertanyakaan atau dimusyawarahkan.

Sastra Madura  

Marlena; Mimpi Buruk

Sementara Marlena sendiri merasa selalu dihantui mimpi buruk yang telah menimpanya. Walaupun dia merasa ketakutan, tetapi Marlena tetap bungkam dan tidak menceritakan mimpi itu pada ayahnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.