[junkie-alert style=”green”] Makam Air Mata Ratu Ibu adalah makam seorang wanita bernama Sarifah Ambani. Konon, wanita inilah yang melahirkan raja-raja Madura. Menurut dokumen sejarah, Sarifah Ambani adalah keturunan dari Sunan Giri dari Gresik yang dipersunting oleh Pangeran Cakraningrat I dari Madura. [/junkie-alert]
Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Dody Handoko
Komplek situs sejarah yang terletak di sisi utara, sekitar 30 kilometer dari arah Kota Bangkalan ini, menyimpan banyak fakta dan cerita sejarah, termasuk peninggalan berupa makam Islam kuno, yang disertai dengan arsitektur budaya Hindu-Budha.
Konon menurut legendanya, konstruksi bangunan situs itu didirikan pada abad ke-15 atau ke-16. Walau sudah uzur, tapi bentuk bangunan tersusun rapi meski dibangun tanpa alat perekat dari semen.
Mulai dari nisan, kerangka kuburannya, semuanya terukir indah yang terbuat dari batu putih mirip pualam yang diambil dari lokasi sekitar makam.
Keindahan yang menonjol dan bernilai seni tinggi tersebut terletak pada tiga cungkup utama makam yang berukuran 40 x 20 meter, yakni makam Aing Mata Ratu Ibu (Aeng Mata Rato Ebhu) Syarifah Ambami, Panembahan Tjakraningrat II dan Tjakraningrat III. Begitu juga cungkup pada makam Panembahan Tjakraningrat V, VI dan VII yang disebut-sebut bergelar Tjakradiningrat I.
Maka wajar apabila kelangkaan dan keindahan nilai seni dan arsitektur pada Makam Air Mata menjadi perhatian Pemerintah. Di tahun 1975 kompleks Pasarean Air Mata diikut sertakan dalam lomba dan pameran seni arsitektur peninggalan Purbakala se-Asia mewakili Indonesia. Hasilnya, situs itu mendapat nilai tertinggi.
“Gaya arsitektur dan seni ukir di Air Mata mempunyai ciri khas perpaduan Hindu, Budha dan Islam,” ujar Hasan Fajri, Juru Kunci makam.
Di kompleks makam Air Mata Ratu Ibu, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Makam Imogiri Mataram. Baik itu pintu gerbang, serta punden berundak-undak menuju ke komplek pemakaman. Untuk menuju ke Makam Ratu Ibu sendiri, paling tidak harus melewati sebanyak tiga pintu masuk, yang desainnya mirip dengan candi.
Letak dari Makam Ratu Ibu sendiri berada di sisi paling utara, dengan kontruksi bangunan yang lebih tinggi, dibanding dengan makam lain yang ada di sekitar. Sementara, di sisi selatan atau bawah, terdapat banyak makam kuno yang berdasarkan cerita warga sekitar, merupakan keturunan atau abdi dalem dari Ratu Ibu.
Makam dari Ratu Ibu sendiri dikemas cukup menarik dan bagus. Selain batu nisan yang mempunyai nilai arisitektur tinggi, makam tersebut juga dikelilingi oleh pagar kayu yang tertutup kain warna hijau.
[junkie-alert style=”yellow”] Makam Air Mata Ratu Ibu adalah makam seorang wanita bernama Sarifah Ambani. Konon, wanita inilah yang melahirkan raja-raja Madura. Menurut dokumen sejarah, Sarifah Ambani adalah keturunan dari Sunan Giri dari Gresik yang dipersunting oleh Pangeran Cakraningrat I dari Madura. [/junkie-alert]
Cakraningrat I memerintah Madura pada tahun 1624 atas perintah dari Sultan Agung dari Mataram. Walau demikian, ia lebih banyak tinggal di Mataram mendampingi Sultan Agung. Istri Cakraningrat yang bernama Sarifah Ambani inilah yang selalu tinggal di Kraton Sampang. Mungkin karena itu dia diberi gelar Ratu Ibu.
Sarifah adalah figur seorang istri yang taat dan patuh pada semua perintah suaminya. Untuk mengisi waktu senggangnya Sarifah yang menghabiskan waktunya untuk bertapa di Desa Buduran Kecamatan Arosbaya-Bangkalan.
baca juga tulisan senada: Belajar Berkorban dan Ikhlas pada Rato Èbhu