Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Proses Adaptasi Antar Budaya Suku Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Proses Adaptasi Antar Budaya Suku Madura

Ditayangkan: 27-06-2011 | dibaca : 4,183 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 3.50 out of 5)
Loading...

Peletakan batu pertama Rumah Budaya Madura yang dilakukan oleh Lembaga-lembaga Adat di kalbar (footo: gerak-an.com)

Sakinatudh Dhuhuriyah

1. Enculturasi

Merupakan proses pembentukan cara mengekspresikan dan memahami perilaku sosial dasar dari budaya asal dan di internalisasi melalui pembiasaan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan asal. Dengan kata lain, enkulturasi adalah budaya dasar atau budaya asli dari sebuah kelompok atau etnik.

Masyarakat Madura memiliki budaya dasar yang lumayan beragam, diantaranya adalah:

A. Budaya Kelompok

Masyarakat Madura adalah masyarakat yang kolekitivis, hal ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang berada dalam masyarakat Madura itu sendiri. Dan masing-masing dari kelompok itu juga mempunyai salah seorang penguasa kelompok. Perilaku dari anggota kelompok itu pun bermacam- macam sesuai dengan kebijakan dari kelompok masing-masing.

B. Budaya Gotoong Royong

Budaya ini sangat terlihat saat ada prosesi kematian atau pernikahan yang diselenggarakan oleh penduduk Madura. Karena di saat itulah sanak saudara yang berada jauh dari Madura akan dengan rela hati menyempatkan diri datang ke Madura untuk membantu keluarganya yang di Madura, begitu pula dengan tetangga-tetangga dekat atau jauhnya.

C. Budaya “Taretan Dhibi’”

Budaya “taretan dhibi’” (saudara sendiri) ini merupakan budaya dasar orang Madura. Dimana pun, kapan pun, dan dalam keadaan apa pun, orang-orang Madura akan tetap memegang budaya ini. Sebab dari sinilah mereka memiiliki ikatan emosional tersendiri dan akan merasa bangga bahwa nantinya jika ada salah seorang yang membutuhkan bantuan atau tertimpa musibah, maka saudaranya tidak akan segan-segan untuk membantunya.

D. Budaya Bahasa

Rasa memiliki bahasa Madura sebagai alat pemersatu orang-orang Madura dimana pun mereka berada, sebenarnya adalah budaya dasar Madura. Akan tetapi, semakin hari semakin lama, orang-orang Madura mulai jarang menggunakan bahasanya sendiri. Sehingga dengan adanya kenyataan ini, pemerintah kota Surabaya pernah mengadakan lomba pantun dan syair Madura. Tujuannya adalah tidak lain untuk tetap melestarikan bahasa Madura sebagai bahasa daerah Madura.

E. Budaya “To’ Oto’ “

Budaya ini hanya ada di Madura. Budaya “to’ oto’ “ sama halnya seperti arisan. Akan tetapi di Madura arisan ini diadakan oleh seseorang yang sedang ada hajat, dan orang yang menyumbangkan arisannya itu akan menganggap orang yang mengadakan arisan tersebut sedang berhutang pada orang-orang yang mengikuti arisan tersebut. Maka si pelaksana arisan harus mengembalikan hutang itu pada tamu-tamu undangannya. Jika orang yang memberikan uang arisan itu tidak atau belum dibayar oleh si pelaksana arisan, maka orang yang memberikan uang tadi itu akan menagih pada si pelaksana arisan sesuai dengan jumlah yang ia berikan.

F. Budaya Carok

Budaya ini sebenarnya merupakan sarkasme bagi entitas budaya Madura. Dalam sejarah orang Madura, carok adalah duel satu lawan satu, dan ada kesepakatan sebelumnya untuk melakukan duel. Malah dalam persiapannya, dilakukan ritual-ritual tertentu menjelang carok berlangsung. Kedua pihak pelakucarok, sebelumnya sama-sama mendapat restu dari keluarga masing-masing. Karenanya, sebelum hari H duel maut bersenjata celurit dilakukan, di rumahnya diselenggarakan selamatan dan pembekalan agama berupa pengajian. Oleh keluarganya, pelaku carok sudah dipersiapkan dan diikhlaskan untuk terbunuh.

Carok ini adalah sebuah pembelaan harga diri ketika diinjak-injak oleh orang lain, yang berhubungan dengan harta, tahta dan wanita. Pada intinya carokini dilakukan untuk menjaga kehormatan. Ungkapan etnografi yang menyatakan,etembang pote mata lebih bagus pote tolang (daripada hidup menanggung perasaan malu, lebih baik mati berkalang tanah) inilah yang menjadi motivasi orang untuk melakukan carok.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Legitimasi Kongres Kebudayaan Madura II
      In Peristiwa Madura
    • bahasa-sastra-maduraSastra Madura: dari Lisan sampai Modern
      In Sastra Madura
    • Takat Lanjang, Kampung Terapung di Perairan Sapeken
      In Peristiwa Madura
    • R.A. MangkuadiningratR. A. Mangkuadiningrat, Tokoh Pejuang Keluarga Bangsawan
      In Tokoh Madura

  • â–¶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Tradisi Ritual Samman dalam Masyarakat Madura
    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Tari Pecut Pulau Madura
    • Bindoro Saud, Raja Ke 29 Memimpin Kerajaan Sumenep

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close