Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Pertahanan Benteng Gresik dari Serangan Pasukan Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Pertahanan Benteng Gresik dari Serangan Pasukan Madura

Ditayangkan: 04-06-2017 | dibaca : 6,108 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

[junkie-alert style=”red”]

prasasti gresik

Prasasti Gresik

Suwandi

Pada saat menjelang kemelut antara Gresik dan Madura, Bupati Kasepuhan Gresik bernama Joyonegoro (1732-1748) sedang menghadiri undangan di Kraton Mataram Islam dengan anggota rombongan yang cukup besar. Kondisi ini dimanfaatkan oleh penguasa Madura yang bernama Cakraningrat IV untuk menduduki Gresik pada tahun 1738 M dengan mengerahkan tentara yang dipimpin oleh Demang Dewa Raga serta menumpang perahu pada malam hari mendarat di pelabuhan Gresik menuju kota berhasil menduduki pendopo kabupaten Gresik dan menjarah segala yang ada didalam pendopo termasuk istri-istri bupati dan anak Bupati Joyonegoro yang diboyong ke Madura.[/junkie-alert]

Selanjutnya Demang Dewa Raga menyatakan dirinya sebagai penguasa Gresik atas nama Cakraningrat IV maka para sentono (abdi dalem) kabupaten Gresik dipaksa cukur rambutnya dan memakai pakaian adat Madura sebagai tanda tunduk patuh termasuk Kyai Ngabei Puspodirjo, Kyai Ngabei Murtorejo, Kyai Ngabei Surodirjo, Kyai Ngebei Joyodirjo dan Demang Mertojoyo.

Mendengar wilayah kekuasaanya dikuasai oleh orang Madura, maka Bupati Joyonegoro segera kembali ke Gresik bersama Bupati Ponorogo Adipati Suradiningrat, waktu itu Bupati Ponorogo yang juga berada di ibukota Kerajaan Mataram Islam merasa simpati dan memberi bala bantuan tentara pada Gresik, akhirnya sampailah rombongan bupati termasuk para pejabat kabupaten Kyai Ngabei Suronegoro, Kyai NgabeiAstronegoro, Kyai Ngabei Wirodirjo, Kyai Ngabei Ronggopuspoarjo, Kyai Ngabei Yudonegoro, Kyai Ngabei Ronggopuspowijoyo, Kyai Ngabei Puspotaruno sampai di Kedungsekar (atau Dusun Sekaran). Selanjutnya rombongan menyusun kekuatan dengan membentuk benteng pertahanan di Dusun Ngabetan.

Pages: 1 2 3 4 5

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Arsitektur Tradisional Rumah Masyarakat Sumenep
      In Budaya Madura
    • Musik Ghul-Ghul; Musik Penggetak Laju Terbang Merpati
      In Tradisi Madura
    • Mati Ketawa Ala Madura
      In Peristiwa Madura
    • Laskar Rakyat Serang kapal Destroyer Belanda
      In Sejarah Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Perilaku Komunikasi Antar Budaya Suku Madura
    • Tradisi Meminang Bagi Orang Madura
    • Tari Rondhing Tarian Prajurit Madura

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close