Pekerjaan Rumah Pasca Kongres Kebudayaan Madura

Selain pakar, kongres juga menghadirkan para pelaku dan pemerhati kesenian Madura. Seperti M. Hasan Sastra dengan makalahnya Pesona Kesenian Etnik Madura Di antara Etnik Lainnya. Menurut dia, tak dapat dipungkiri lagi dan mungkin bisa dirasakan bahwa ragam budaya, bahasa serta kesenian yang lapernah lahir di Bumi Madura ini juga mempunyai nilai yang tinggi, spesifik, dan syarat dengan pesona. Seni batik Madura, ragam ukiran-ukiran Madura, serta kesenian rakyat Madura yang bernama kerraban sape bukan lagi dikenal di tanah kelahirannya saja. Tetapi sampai orang mancanegara datang untuk melihat, meneliti, mengoleksi, memakai, atau hanya sekedar memajang di rumah-rumah mereka. Itu bagian karya adiluhung yang syarat dengan pesona yang ada di Madura.

Selain tentang seni-budaya, juga dibahas soal pendidikan dan pesantren. Kongres menghadirkan Prof Syukur Ghazali dan Prof Aminuddin Kasdi. Kedua pakar pendidikan yang memang asli Madura ini mengaku ikut peduli dengan perkembangan pendidikan Madura.

Tak kalah pentingnya adalah masalah pesantren. Sebab, Madura dikenal dengan pesantrenya yang tersebra hampir di seluruh pulau. Mau tidak mau, maka tradisi pesantren banyak mempengaruhi budaya dan prilaku orang Madura. Dalam masalah pesantren ini, kongres menghadirkan KH Muhammad Idris Jauhari. Pengasuh Ponpes Al Amien, Prenduan, Sumenep, ini menyampaikan makalah tentang Pesantren, antara Tadisional dan Modern (Format Pendidikan yang Ideal untuk Masyarakat Madura).

Masalah yang paling menyedot perhatian peserta kongres adalah tetang Bahasa Madura. Karena dianggap sangat penting, maka dalam rekomendasi hasil konres disepakati untuk segera digelar Kongres Bahasa Madura. Kemungkinan, kongres ini akan digelar di Pamekasan.

Setelah berseminar ria, dilanjutkan dengan pembahasan di komisi-komisi. Dari sidang komisi ini, diharapkan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi cerdas untuk ditindaklanjuti pasca kongres. Komisi-komisi yang dibentuk adalah Komisi Manusia dan Budaya Madura; Komisi Pendidikan dan Pesantren; Komisi Kesenian Daerah, dan Komisi Bahasa Madura. Hingga kemudian keluar 39 rekomendasi dari keempat komisi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.