Pangeran Musyarrif Arosbaya, Gugur Ditembak Belanda

Pasarean Pangeran Musyarrif, (Foto: MataMadura)

Di masa inilah tercatat kontak fisik pertama orang Madura Barat dengan kolonial Belanda. Kontak fisik yang merenggut nyawa Pangeran Musyarrif dan Kiai Ronggo, Patih Arosbaya.

Kisahnya dimulai pada sebuah penghujung 1596 M. Tepatnya tanggal 6 Desember, datanglah 4 kapal Belanda ke Arosbaya dengan tujuan berdagang. Belanda lantas mengirim kurir yang membawa undangan kepada penguasa Arosbaya. Pangeran Tengah lantas mengutus saudara iparnya Pangeran Musyarrif dan Patih Ronggo untuk memenuhi undangan.

Nahas, Pangeran Musyarrif dan Kiai Ronggo masuk pada salah satu kapal yang sebelumnya pernah dirampok di Sidayu. Semestinya, kedua pembesar Arosbaya itu masuk pada salah satu kapal yang tertera di undangan. Begitu sampai di kapal, tiba-tiba, Pangeran Musyarrif dan Kiai Ronggo diserang dengan berbagai senjata api. Sempat terjadi duel sengit, namun karena rombongan Arosbaya sangat sedikit jumlahnya akhirnya bisa dikalahkan, dan Pangeran Musyarrif beserta Kiai Ronggo gugur.

Peristiwa itu tentu melukai warga Arosbaya. Pemerintah Arosbaya lantas mengusir orang-orang asing itu. Dan mengumumkan menolak siapapun warga asing berlabuh di Arosbaya.

Seakan menganggap lupa, Belanda datang lagi pada Februari 1597 M. Namun justru hal itu harus dibayar mahal. Pasukan Arosbaya meluluh-lantakkan kaum kafir itu. Orang-orang Belanda banyak yang dibantai. Kapalnya disita, meski di kemudian hari dikembalikan. Kisah ini lantas tercatat dalam tinta emas sejarah Madura, sebagai aksi heroik pertama warga Pulau Garam mengusir penjajah, dengan Pangeran Musyarrif sebagai martil Madura yang pertama. (R B M Farhan Muzammily/matamadura)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.