Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Pangeran Madura itu Raden Trunajaya (1)

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Pangeran Madura itu Raden Trunajaya (1) ► Page 2

Ditayangkan: 07-04-2011 | dibaca : 7,796 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Putera sekaligus pewaris tahtanya, Susuhunan Amangkurat I – lakon nukilan kita – cuma brutal, tanpa mewarisi kreativitas dan sukses ayahnya. Kalau Sultan Agung menaklukkan, mengancam, membujuk dan melakukan manuver politik guna mencapai ambisinya, Amangkurat I cuma bisa menuntut dan membunuh. Ia tak hirau pada keseimbangan politik, yang diperlukan untuk memimpin negeri penuh intrik seperti Mataram pada masa itu. Amangkurat I memusatkan kekuasaan hanya untuk meladeni kepentingan sendiri. Akibatnya, bermunculan barisan sakit hati di kalangan para pendukung kerajaan: para bangsawan istana, pembesar negara, bangsawan di daerah taklukan, dan ulama.

Di antara sejumlah bangsawan muda yang tinggal di Keraton Mataram di Plered, tersebutlah pangeran asal Madura bernama Raden Trunajaya. Ketika Sultan Agung menaklukkan pulau garam itu pada tahun 1624, ia membawa serta Adipati Sampang, satu-satunya penguasa setempat yang masih hidup ke Mataram dan menganugerahinya gelar kebangsawanan, Cakraningrat I (1624 – 1647). Kemudian, Sultan Agung mengirimnya kembali ke Madura sebagai penguasa daerah taklukan.

Putera Cakraningrat I, Raden Demang Melayakusuma, semestinya menggantikan penguasa Madura. Namun, pada 1656, Melayakusuma terbunuh di istananya, bersama ibu, dua saudara lelaki dan tiga orang abdinya. Tak jelas apa sebab pembunuhan itu. Yang tersisa hidup, cuma bocah berumur 7 tahun, putera Melayakusuma yang bernama Raden Trunajaya. Penguasaan atas Madura Barat lantas dipegang oleh adik Melayakusuma, yang bergelar Cakraningrat II (1680-1707).

Trunajaya tak lama tinggal di Keraton Plered. Pada suatu waktu, ia kabur dari keraton yang penuh dengan intrik itu untuk menyelamatkan nyawanya. Ia lari ke Kajoran, wilayah kekuasaan Raden Kajoran atau Panembahan Rama. Keluaraga Kajoran ini punya pengaruh besar. Mereka keluarga ulama terkemuka dan punya hubungan perkawinan dengan Keraton Mataram. Trunajaya menikah dengan salah seorang puteri Panembahan Rama.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Selayang Pandang Sejarah Sumenep
      In Sejarah Madura
    • Mendambakan Sumenep Berbudaya Luhur
      In Budaya Madura
    • Keteladanan Arya Wiraraja
      In Sejarah Madura
    • Busana Pernikahan Adat Masyarakat Madura
      In Tradisi Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Asal Usul Leluhur Orang Madura
    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep
    • Tradisi Meminang Bagi Orang Madura
    • Pengaruh Islam dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan Sumenep

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close