Orang Madura Harus Kembali Menghayati Warisan Nenek Moyangnya

D. Zawawi Imron bersama Lilik Soebari, pemerhati budaya Madura

Sudah dua tahun Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) beroperasi. Tidak saja memperpendek waktu tempuh, Suramadu diperkirakan menjadi jembatan budaya. Akankah jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu mengubah karakter dan budaya lokal Madura? Berikut wawancara wartawan dengan budayawan Madura D. Zawawi Imron.

Menurut Anda apa dampak Suramadu bagi masyarakat Madura dari aspek budaya?

Saat ini memang belum terasa.Tapi itu semua pasti ada prosesnya.Yang namanya dampak pembangunan itu bukan simsalabim. Untuk bisa berubah dan mengubah apa yang sudah ada itu masih membutuhkan waktu panjang.

 Apakah ada potensi budaya Madura berubah?

Potensi itu terap ada. Tapi bagaimana pun orang Madura harus kembali menghayati warisan nenek moyangnya, budaya lokal yang ada sejak dulu.Walau modernitas masuk, benda-benda modern sampai ke Madura, paham modern masuk ke Madura, semua itu tak serta merta akan membuat orang Madura cepat berubah, yang menjadikan mereka seperti orang asing di kampung sendiri.

Maksudnya budaya Madura tidak gampang berubah?

Justru, orang Madura bisa menghadapi masa depan dengan ke-Madura-an yang dipadukan dengan budaya dan nilai- nilai modern.Berubah total saya kira tidak.Sebab untuk bisa langsung berubah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Artinya apa?

Itu artinya, tetap ada tuntutan atas nilai-nilai lokal Madura yang lama,yang masih sesuai dengan perubahan zaman dan konteks kekinian. Tidak pernah bisa berubah dalam waktu singkat.

Nilai-nilai apa yang Anda maksud?

Ya, nilai-nilai lama yang masih mendarah daging di dalam benak orang Madura seperti kejujuran,keadilan, dan keramahan. Itu ada sejak zaman Nabi Adam sampai Adam Malik (mantan wakil presiden RI), tidak bakal bisa berubah.Kalau pun diubah apa gantinya? Kita harus tetap menjunjung keramahan, kemudian etos kerja orang Madura sendiri yang abantal ombak asapok angin (berbantal ombak, berselimut angin). Saya kira masih tetap dan tidak akan cepat berubah.

Tapi bagaimana dengan kalangan anak-anak muda? Biasanya merekalah yang paling cepat terpengaruh budaya luar.

Saya kira tidak segampang itu berubah.Anak-anak Madura, menurut saya akan dan harus bisa berperan untuk mengemas kembali Pulau Madura menjadi sebuah pulau yang makmur, bisa dinikmati oleh masyarakat Madura sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.