Nandhãi, Upacara Sisipan Pelet Kandhung

Pihak-pihak yang terlibat dalam upacara.

Dalam upacara ini, melibatkan baik keluarga dari Pak Marhamah sendiri, maupun dari saudara laki-laki dan perem­puan Pak Marhamah maupun isterinya, yaitu ibunya Patonah. Hadir pula dalam upacara ini matowa lake dan matowa bine Patonah, yaitu orang tua suaminya, serta saudara-saudara pe­rempuan suaminya, yaitu yang termasuk epar bine. Semua yang hadir dalam upacara itu adalah perempuan.

Patonah sen­diri adalah anak satu-satunya, oleh sebab itu para tetangganya atau saudara-saudara ayahnya, jika menyebut Pak Marhamah, adalah Pak Patonah. Dalam adat Madura^nama panggilan ayah, seringkah menyebut nama anaknya yang pertama. Suami Pa­tonah sendiri mempunyai dua orang saudara, semuanya pe­rempuan. Terhadap mereka ini, Patonah menyebut epar bine. Di samping saudara-saudara yang tersebut di atas, para tetang­ga hadir juga dalam upacara itu. Mereka ini umumnya perem­puan dewasa yang sudah kawin.

Persiapan dan perlengkapan upacara

Persiapan upacara Pelet Betteng ini, dimulai dengan pe­nyediaan makanan dan minuman serta sajian yang akan dihi­dangkan kepada para undangan. Di samping itu juga dipersiap­kan alat-alat yang akan dipakai dalam upacara.

Makanan atau hidangan untuk Arasol, yaitu kenduri, be­rupa kuweprocot, ketan kuning yang dibalut daun berbentuk kerucut. Jubada, yaitu sejenis makanan dari ketan (juadah) Lemmeng, ketan yang dibakar dalam bambu, Tettel, dari ba­han ketan, minuman cendul dan La ang, minuman dari bunga siwalan (semacam legen).

Untuk persiapan upacaranya sendiri, yaitu alat-alat untuk man­di dan sajiannya berupa : kain putih, sekitar IV2 meter untuk menutup badan siibu, yang dimandikan.

Air bunga satu Penay (satu belanga). Bunga yang dipakai un­tuk campuran air mandinya tidak boleh bunga yang bergetah atau gatal.

Gayung dari kelapa, yaitu tempurung dengan kelapa yang di­sisakan, sehingga econgap, menengadah, tangkai gayungnya terbuat dari ranting beringin yang masih disisakan daun-daun­nya.

Telur ayam mentah sebutir dan yang masak sebutir. Satu Leper ketan kuning yang sudah masak, seekor ayam muda, dan minyak kelapa yang dibuat sendiri, untuk memijat. Kemenyan arab, atau setanggi, sepasang Cengker kelapa gading yang muda; Cengker itu digambari Arjuna dan Sembodro, de­ngan dibubuhi tulisan arab atau Jawa.

Arti dari barang-barang yang akan dipakai dalam upacara ini, menurut keterangan dukun adalah sebagai berikut:

Air Komkoman, air dengan berbagai macam bunga, biasanya berjumlah 40 jenis, merupakan air suci. Dengan demikian air untuk memandikan Patonah ini adalah air suci, yang diharum­kan karena ramuan berbagai ragam bunga. Gayung dari kelapa, menurut keterangan dukun, merupakan pohon yang selalu ber­buah tanpa tergantung kepada musim. Dengan kelapa itu di­harapkan agar rezeki ibu serta bayi yang dikandung akan selalu ada. Sedangkan tangkai yang berupa ranting beringin, diharap-

kan agar si anak kelak dapat terpenuhi segala keinginannya, serta senang hidupnya. Dalam ungkapan masyarakat agar si anak : rampak naong beringin kurung. Seekor ayam muda disiapkan untuk dijadikan pak-tem- pak, yaitu benda yang akan disepak. Ayam itu diikat pada tiang dalam rumah, tetapi oleh karena rumah Pak Marhamah tembok maka ayam itu diikat pada kaki tempat tidur. Makanan yang dihidangkan dalam upacara tersebut mem­punyai arti agar rezeki si anak selalu mudah diperoleh. Bagaimanakah upacara pelet betteng itu dilaksanakan. ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.