Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Memungut Sisa-Sisa Kemanusiaan

▲ Menuju 🏛 Home ► Sastra Madura ► Memungut Sisa-Sisa Kemanusiaan

Ditayangkan: 25-09-2016 | dibaca : 10,373 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Epilog buku “Papareghan, Pantun Madura Puisi Abadi”, editor M. Tauhed Supratman

Royyan Julian *)

papareghanAda beragam cara yang digunakan oleh masyarakat tradisional dalam mendokumentasikan seluruh anasir kebudayaannya. Etnis Madura, misalnya, merekam elemen-eleman tersebut dalam profesi, praktik berkesenian, upacara keagamaan, dsb. Virtualisasi unsur-unsur kebuadayaan tersebut maujud dalam tambak garam, celurit, motif batik, kebiasaan merantau, tutur kata, andhep asor, dan bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan yang transenden. Salah satu media yang digunakan orang Madura untuk menyimpan ide-ide kebudayaan mereka adalah pantun. Menurut Walter J. Ong, mencipta kesenian bertutur adalah usaha masyarakat lisan untuk memudahkan transmisi ajaran-ajaran kebijaksanaan kepada generasi selanjutnya, sebab nasihat-nasihat yang diartikulasikan dengan bahasa yang biasa-biasa saja akan mudah dilupakan.

Buku Pantun Madura Puisi Abadi yang dikoleksi oleh M. Tauhed Supratman adalah upaya merawat kearifan masyarakat Madura. Pantun-pantun tersebut merupakan representasi filsafat dan praktik hidup masyarakat Madura. Ia lahir dari rahim keseharian mereka. Membaca pantun-pantun dalam buku ini, kita dihadapkan pada sebuah simpulan bahwa nilai-nilai yang dikandung di dalamnya ternyata tidak khas masyarakat Madura. Nilai-nilai tersebut juga dimiliki oleh masyakarat di dunia pada umumnya. Pantun-pantun ini menjadi semacam miniatur nilai-nilai kemanusiaan. Dus, kebudayaan Madura adalah mikrokosmos dari peradaban manusia secara global.

Dalam sejumlah pantun cinta-kasih (se-kasean), kita akan menjumpai drama keterpisahan antarsepasang kekasih. Misalnya dilukiskan pada pantun

Sampèr sarong ka bâbâna, (Kain panjang, sarung ke bawahnya,)
Mon mènnya’ dhumpa kapèlar, (minyaknya tumpah ke tiang)
Pekkèr kerrong ka robâna, (pikiran kangen akan wajahnya,)
Mon ènga’ rassa ta’ kellar. (kalau ingat rasanya tak tahan.).

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Topeng Gethak Tari Pembuka Ludruk Sandur
      📚 Tradisi Madura
    • Carok dan Stigma Madura
      📚 Budaya Madura
    • Sekilas Kabupaten Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • denan_kraton_sambilanganKraton Sembilangan yang Tersisa
      📚 Sejarah Madura
    • Proses Akulturasi Budaya di Madura
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close