Membangun Kekuatan Sastra (Wan) Madura

2.    Menggairahkan Kelompok Sastrawan.

Kegairahan kelompok sastrawan dalam menekuni bidang profesinya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkenaan dengan wawasan dan pandangan filosofis yang bersangkutan dengan dunia sastra maupun dengan motivasi yang melatarbelakanginya dan mendorong untuk menghasilkan karya sastra. Adapun faktor eksternal berkaitan dengan sejumlah akibat yang timbul setelah karya sastra itu diterbitkan: seberapa banyak karya sastra itu dicetak (tiras), bagaimana penyebarannya kepada masyarakat pembaca, apakah nominalnya terjangkau atau sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat, seberapa jauh tema (kualitas karya) yang disajikan dapat menarik minat para (calon) pembeli atau pembaca dan seterusnya.

Dari rentetan pertanyaan diatas dapat dilihat seberapa jauh korelasi antara minat baca dan tingkat apresiasi masyarakat terhadap karya sastra dengan daya beli masyarakat. Upaya meningkatkan daya beli masyarakat jelas bukan merupakan bagian tujuan pembinaan sastra. Yang relevan dengan upaya pembinaan ialah upaya menumbuhkan dan meningkatkan apresiasi  masyarakat terhadap karya sastra. Kegiatan pembinaan yang paling mungkin dan dapat dilakukan ialah melalui pengajaran di sekolah. Sekolah (siswa) merupakan bagian (unsur) yang paling dekat untuk diberi (diajarkan) tentang apresiasi sastra. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, kerap dihadapkan dalam posisi “gamang”, yaitu lemahnya guru pengajar dalam memahami dan mengikuti perkembangan kesusasteraan Indonesia dan daerah. Akibatnya pengajaran sastra hanya melingkar-lingkar dalam pusaran teks buku pelajaran.

Tentang kegiatan pembinaan yang menyangkut kelompok sastrawan dapat dikemukakan dua hal: pertama, hubungan sastrawan dengan penerbit dan kedua hubungan antara sesama sastrawan sendiri. Menyangkut hal yang terakhir ini dapat diamati melalui pertanyaan ada atau tidak adanya wadah atau organisasi profesi kesasterawanan atau kepengarangan. Dalam menghadapi berbagai urusan atau tuntutan yang menyangkut publisitas karya, organisasi bisa menjadi alternatif jalan keluar dan bahkan mampu menembus media-media diluar batas kemampuan sastrawan sendiri. Demikian pula penghargaan kepada sastrawan, merupakan bagian rangsangan dalam membangun kekuatan karya yang besar lagi, meski hal ini kerap terjadi dualisme pengertian dari masing-masing sudut pandang para sastrawan.

Response (1)

  1. Dekade terakhir ini kekuatan sastra di Madura memang mengalami menurunan drastis, saya kira perlu digalakkan kembali, karena sastra banyak mengajarkan kebaikan dan kejujuran. Selamat Bung Anton

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.