Masjid Agung Sumenep, Paduan Artistik Madura, Cina dan Eropa

Sebagai wilayah ujung  timur Pulau Madura, Kabupaten Sumenep memiliki sejumlah peninggalan budaya yang pantas dijadikan aset budaya yang menjadi bagian aset sejarah dan budaya Nusantara. Dari sejumlah peninggalan budaya tersebut, salah satunya yang megah dan menjadi banyak mendapat perhatian kalangan wisatawan adalah Masjid Agung, yang dulu dikenal dengan nama Masjid Jamik. [/junkie-alert]

Dari bentuk awal memang banyak perubahan-perubahan bagian-bagian tertentu, mengingat kebutuhan jamaah yang makin meningkat, khususnya pada saat-saat Sholat Jum’at, apalagi pada saat hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Namun demikian dari kondisi sekarang ini masih tetap mempertahankan indentitasnya baik dipandang dari depan, maupun dalam ruang utama masjid.

Dengan posisi menghadap ke timur, ke arah Taman Kota (open space) yang sebelumnya adalah sebuah lapangan (alaun-alaun) terbuka (sebagai kegiatan masyarakat: olah raga, tontonan dan sebagainya) sebagaima lazimnya komposisi tata ruang  jantung kota.  Di sebelah kanan Masjid (sebelah selatan), terdapat pasar induk yang kemudian dikenal dengan nama Pasar Anom, yang kemudian dipindah ke arah selatan.

Lurus kearah timur terdapat Keraton Sumenep, yang merupakan puasat keperintahan pada masa kekeratonan. Awalnya dari gerbang uatama Masjid Agung terdapat jalan lurus membelah alun-alun, konon ini merupakan jalan utama menuju dari dan ke keraton Sumenep.

Sebenarnya di Sumenep masih terdapat Masjid yang lebih tua dari Masjid Agung, yaitu Masjid Laju (Masjid Lama) yang terletak  (kini) Jl. Jend. Sudirman berhadapan dengan Rumas Dinas Bupati Sumenep. Sedang Masjid Agung Sumenep terletak di Jl. Trunojoyo Sumenep.

Responses (2)

Leave a Reply to Lontar Madura Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.