Madura dan Stigma

Azhar Amrullah Hafizh

J ika Anda adalah orang Madura, maka Anda harus bersabar dengan berbagai macam stigma negatif tentang orang Madura. Sejatinya, menjadi bagian dari suku atau etnis tertentu bukan merupakan sebuah dosa, namun stigma akan menjadi label dari sebuah suku tertentu jika ada beberapa oknum dari suku tersebut yang melakukan perbuatan yang kurang disenangi orang lain.

Kesalahan fatal masyarakat Indonesia pada umumnya adalah generalisasi dari stigma. Menjadi orang Madura tentunya merupakan kebanggaan bagi penulis sendiri dan bagi masyarakat Madura secara umum, tapi kadang stigma negatif tentang masyarakat Madura yang digeneralisir membuat emosi penulis tersulut. Generalisasi merupakan kejahatan paling biadab di atas muka bumi ini.

Setiap manusia, berasal dari suku dan etnis apapun ia, memiliki dua peluang yang sama; menjadi baik atau menjadi jahat. Maka manusia dari suku atau etnis apapun yang melakukan kejahatan atau kebaikan, hasilnya adalah untuk individu yang melakukan sendiri (Jika kamu berbuat baik, maka kamu telah berbuat baik terhadap dirimu sendiri, begitupun sebaliknya). Maka tidak ada dasar sama sekali bagi generalisasi durjana itu.

Generalisasi hemat penulis hanya dilakukan oleh dua macam manusia : Orang bodoh yang hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandang subyektifnya, atau orang dengki yang selalu memandang obyek yang ia benci dengan mata negatif.

Orang bodoh adalah orang yang terisolasi oleh pandangannya yang subyektif. Ia hanya meyakini apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan lalu ia dengan semena-mena menghukumi dan memberi penilaian final. Contoh, jika si bodoh melihat di televisi sebuah berita yang terus menerus diulang-ulang dengan isi berita yang menyudutkan pihak tertentu, si bodoh dengan lugunya akan langsung memberi vonis bahwa pihak yang disudutkan itu adalah pihak yang salah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.