Macapat; Budaya Madura Mulai Dilupakan Masyarakatnya

Selain ada kompolan mamaca, macapat juga biasanya dibacakan dalam acara-acara tertentu di desa. Seperti halnya ketika pada rokat, yakni acara mandi yang dilakukan pada pasangan suami istri yang sedang hamil. Dan pada acara-acara lainnya.

Bagi sebagian masyarakat pedesaan, kebu dayaan macapat adalah kebudayaan yang sa ngat penting. Bahkan dulu sampai ada desa dimana di desa tersebut macapat menjadi salah satu syarat orang untuk mendapatkan tuna ngan. Meski tidak ada kesepakatan secara ter tulis, namun dengan sendirinya itu sudah men    jadi hukum adat di suatu desa. Sehingga belajar macapat juga sangat diuatamakan. Biasanya dulu seorang anak yang usia SD sudah mulai bela jar macapat  pada orang-orang tertentu yang mimang ahli. Setelah habis belajar membaca Al-Qur’an atau nagaji di Langgar biasanya lang sung pergi belajar macapat. Begitulah kebera daan kebudayaan Madura yang bernama macapat.

Namun dalam perjalanannya, kubudayaan ini juga tidak beda nasibnya dengan kebuda yaan-kebudayaan Madura yang lainnya. Kebera daannya ditengah-tengah kehidupan masyara kat sudah mulai tidak diperhatikan. Jadi yang namanya macapat juga sudah hampir “punah”, Tidak lagi banyak masyarakat yang peduli dan berusaha untuk melestarikannya. Seperti di desa yang dulunya meski tidak secara tertulis sudah menjadi prasyarat dapat tunangan, sekarang tidak lagi. Bahkan tragisnya, sekarang juga sudah banyak orang Madura yang sama sekali tidak mengenal kebudayaan tersebut.

Itulah realitas memilukan tentang perjalanan kebudayaan kita. Kebudayaan Madura yang itu menjadi identitas, atau jati diri sebagai masya rakat Madura sudah mulai ditinggalkan. Masya rakat yang seharusnya berusaha untuk melesta rikan terkadang juga malah lebih bersifat apriori terhadap kondisi yang demikian. Jika itu yang terns terjadi, maka masa depan Madura pasti akan suram. Kalau sekarang yang mulai hilang adalah kebudayaannya, maka tak ayal pada ta hun-tahun berikutnya justrn Maduranya yang juga akan hilang dari pusaran zaman. Inilah tantangan terbesar bagi masyarakat Madura, yakni merawat dan melestarikan budaya-budaya yang dimilikinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.