Lanun, Kangean, dan Integrasi Kawasan

Meluasnya medan konflik berhubungan dengan solidaritas mekanis dan adanya institusi malo (pelecehan terhadap harga diri). Pembelaan dan usaha mempertahankan diri sering yang dijadikan pilihan adalah carok. Carok memunculkan repro-duksi kekerasan, balas dendam yang berkepanjangan.Penyelesaian konflik yang lain dilakukan melalui tokoh-tokoh lokal, aparat negara, instiusi keislaman, dan jaringan kekerabatan. Saat ini, orang Kangean telah mengalami perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan berhubungan dengan migrasi internasional, kebudayaankonsumen melalui mekanisme, integrasi dan ekspansi pasar luar negeri (embeng-barang bekas impor) yang dimantapkan dengan media  televisi dengan antena parabola, institusi pendidikan dan ritual pembangunan lainnya, perkawinan lintas budaya, orang Kangean munculmenjadi pengusaha yang menguasai aset-aset di kota Sumenep sehingga menuju pada pemantapan ideologi multikulturalisme. Ideologi multikulturalisme di Kangean bukan sekedar berbicara kesetaraan jender melainkan pentingnya penghargaan terhadap manusia sejati tanpa batas-batas jenis kelamin, agama, jenis pekerjaan, aliran keagamaan, dan status sosial. Kontekstualisasi ideologi multikulturalisme di Kangean sedang berprosesmenuju kehidupan yang diidealisasikan.

Kesimpulan

Cerita lanun yang tersebar di kalangan orang Kangean merpresentasikanrespon kehidupan mereka. Cerita itu diwariskan secara turun temurunmelalui lisan dan sebagian lisan. Cerita itu termasuk jenis folklor lisanyang berbeda dengan mite, legenda, dan dongeng karena cerita itu tidaksakral dan realistis. Cerita lanun di kawasan Pulau Kangean sesuai denganinformasi dari sumber sejarah kolonial. Cerita Cerita lanun menjelaskantentang sejarah pemukiman masyarakat dan relasi kuasa dengan kekuatanpolitik, ekonomi, dan kebudayaan orang Kangean dengan masyarakat dari berbagai kawasan dalam jaringan dunia serta terjadinya integrasi di kawasan tersebut. Orang Kangean telah berinteraksi dengan kekuatan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat di kawasan lainnya dalam kawasan yang meluas dan mengglobal dalam jaringan sistem lanun dunia.

Dengan sendirinya pemberian label lokal pada orang Kangean harus dikaji ulang.masyarakat Orang Kangean mempunyai strategi untuk mengalahkan lanun dengan cara membuat kue lanun (jejen lanun). Makanan ini mempunyai dua makna, yaitu realitas dan simbolik. Strategi adaptasi simbolikini berpotensi menciptakan integrasi sosial. Cerita lanun yang tersebar pada orang Kangean setelah melalui kritik sumber sejarah, intern dan ekstern ternyata bisa dijadikan sebagai salah satu sumber sejarah kawasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.