Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Ini Dia, Kritik Mematikan Cara Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Ini Dia, Kritik Mematikan Cara Madura

Ditayangkan: 23-05-2012 | dibaca : 4,656 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Oleh Adhie M Massardi

Dalam anekdot Madura, kerap orang Madura menjadi bulan-bulanan, namun sisi yang lain obyek banyolon itu justru menjadi kritik mematikan, sebagaimana cerita dibawah ini:

Madura dalam geo politik nasional bukan sekedar satu di antara 17.508 pulau milik Republik Indonesia. Makanya meskipun berabad-abad jadi subordinat kekuasaan di Jawa (Timur), Madura tetap eksis dengan etnis dan kulturnya yang khas, yang sering juga dijadikan simbol “intelektual tradisional”.

Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan KH Hasyim Asy’ari dan intelektual Muslim (tradisional) pada 1926, adalah gagasan lanjutan tokoh-tokoh Islam Madura, antara lain Syaichona Cholil, salah satu guru kakeknya Gus Dur itu. Itu sebabnya “jagoan” NU sering jadi “bukan siapa-siapa” di hadapan tokoh tertentu Madura.

Dalam pengertian positifnya, Madura bagi kaum Nahdliyin bisa disamakan dengan Sisilia bagi kaum “Mafiawiyah” Italia. Sebab di Madura juga ada kiai tak terkenal tapi berkualitas “Don” dan sangat dihormati kaum Nahdliyin.

Sebenarnya bukan hanya Nahdliyin yang menganggap Madura “Sisilianya” kaum tradisionalis, dengan cara berpikirnya yang sering bisa mematahkan argumentasi kaum modernis. Bahkan dalam salah satu anekdot, Presiden BJ Habibie yang “profesor doktor” itu pernah jadi tampak bodoh ketika bertandang ke Madura.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(1)

jenius said on 10-10-2015

bagus sekali joke nya setuju; siip, sip jokenya

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Nilai Filosofi Tradisi Rebbã Bulan Ramadhan di Sumenep
      In Tradisi Madura
    • Madura Barat Masa Pra-Islam     
      In Sejarah Madura
    • Marlena; Menyongsong Masa Depan
      In Sastra Madura
    • Nikmati Hamparan Pasir Putih Pantai Sembilan
      In Wisata Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Tradisi Ritual Samman dalam Masyarakat Madura
    • Puisi Madura: Abdul Gani
    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep
    • Ki Moko dan Terciptanya Api Tak Kunjung Padam

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close