Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Jejak Bugis-Makasar di Pulau Giliyang Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Tokoh Madura ► Jejak Bugis-Makasar di Pulau Giliyang Madura

Ditayangkan: 28-02-2017 | dibaca : 3,354 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

[junkie-alert style=”yellow”]

Pekuburan keluarga Bugis di Giliyang

Dardiri Zubairi

Giliyang lambat laun makin dikenal sebagai pulau oksigen. Kunjungan pelancong dari Madura atau luar Madura makin banyak belakangan ini. Pulau ini dikarunia udara segar dengan kadar oksigen terbaik nomer dua se dunia. Tapi tak banyak orang tahu,  pulau ini dahulu ditemukan, didiami,  dan “diislamkan” oleh  suku Bugis-Makassar. [/junkie-alert]

Saat berkunjung ke pulau ini tanggal 27 Mei 2015 saya bertemu dengan Pak Beti, generasi ke-9 keturunan Daeng Mushalli, seorang ulama yang diyakini oleh penduduk pulau Gili sebagai penyebar Islam.  Sesuai “jujuluk” Daeng di depan namanya, pasti Daeng (kadang dipanggil kyai) Mushalli berasal dari Bugis Makasar.

Saya beruntung bisa “tawassulan” ke pusara beliau, Di nisan makam Daeng Mushalli tertulis tahun wafat beliau dalam huruf Arab, 1214 H. Berarti sekitar tahun 1793 Masehi atau 222 tahun yang lalu. Di sebelah barat makam kyai Mushalli, terdapat makam Daeng Betawi. Sayang, di makam Daeng Betawi ini tak tertulis tahun wafatnya. Makam dua daeng ini berada di satu lokasi pemakaman suku bugis Makasar.

Di samping dua tokoh ini, ada lagi tokoh yang begitu dikenal masyarakat Giliyang, yaitu Datuk Asyari. Makamnya berada di dekat pantai, terpisah dari pemakaman Daeng Mushalli. Datuk Asyari masih saudara dekat Daeng Mushalli. Datuk Asyari dikenal sebagai orang alim, sementara Daeng Mushalli lebih dikenal karena kesaktiannya. Dua tokoh unik inilah yang paling dikenal oleh masyarakat Giliyang sebagai penyebar Islam.

Pertemuan saya dengan pak Beti, generasi ke-9 keturunan Daeng Mushalli, sangat singkat. Saya belum mendalami dua tokoh ini:  asal-muasal kedatangannya ke Madura, menemukan Giliyang, proses Islamisasi di pulau ini, dan peran penting lainnya yang dilakukan Daeng Mushalli dan datuk Asyari. Saya juga belum memiliki kemampuan untuk menempatkan Daeng Mushalli dan Datuk Asyari dalam jaringan Islam Nusantara.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Sekilas Kepulauan Kangean
      📚 Sejarah Madura
    • Kepemimpinan Informal di Madura
      📚 Budaya Madura
    • Diturunkan Menjadi Adhipati Madura Bergelar Arya Wiraraja
      📚 Legenda Madura
    • Dari Seminar Bahasa dan Sastra Madura; Bahasa dan Sastra Madura Mulai Diminati
      📚 Peristiwa Madura
    • Madura: DTW Pasca Jembatan SURAMADU
      📚 Wisata Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close