Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Carok Sebagai Bentuk Kesenian Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Carok Sebagai Bentuk Kesenian Madura

Ditayangkan: 26-07-2012 | dibaca : 4,903 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Carok Sebagai Bentuk Kesenian Masyarakat Pandalungan

Moh Badrih

Ilustrasi

Selama ini carok dipahami sebagai perkelahian dengan memakai celurit yang umunya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat ‘Madura’. Namun kalau dilihat dari etimologi, definisi tersebut sangat bertolak belakang dengan konsep yang sebenarnya. Secara kebahasaan carok diambil dari kirata basa caca tacorok (berbicara asal) yang bisa mengakibatkan timbulnya emosi bagi yang mendengar.

Awalnya, kasus ini terjadi pada sebagian besar kaum wanita yang merasa tidak suka dengan kehadiran teman sebayanya. Kehadiran teman sebayanya yang dinilai tidak bersahabat dan dicurigai sering menjadi bahan ejekan. Merasa diperlakukan diskriminasi di komunitas tersebut, wanita yang bersangkutan membalasnya dengan ejekan, yang pada akhirnya berujung pertengkaran.

Fenomena serupa juga terjadi pada kaum laki-laki. Namun dalam hal ini, kaum laki-laki tidak mau disebut seperti kaum wanita yang hanya bertengkar dengan mulut. Kaum laki-laki membuat semboyan sendiri bahwa kaum wanita mempunyai mulut dua sehingga suka bertengkar dengan kata-kata sedangkan kaum laki-laki mempunyai senjata sehigga sangat naïf bahkan pecundang jika tidak bertengkar dengan senjata.

Di satu sisi carok merupakan pembelaan hak dan menjaga martabat. Dua hal itulah yang dipertahan kebanyak orang Madura. Di dalam mempertahankan kedua hal tersebut orang Madura sering bersemboyan ketimbang putih mata lebih baik putih tulang. Putih mata berarti harus menanggung malu pada orang banyak sedangkan putih tulang merupakan ujung dari kehidupan (mati).

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Kesenian Pangkak: Upacara Pemotongan Padi
      📚 Tradisi Madura
    • Lestarinya Tradisi, Mempertahankan Indentitas Lokal
      📚 Tradisi Madura
    • Geliat Sastra Madura di Bondowoso
      📚 Sastra Madura
    • Pemerintahan Madura Masa VOC Abad ke-18
      📚 Sejarah Madura
    • Sastra Madura Sebagai Cagar Ilmu Pengetahuan
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close