VI
Untuk melengkapi lukisan sosok manusia Madura, ada “saloka”, ungkapan yang lebih menjelaskan sosok manusia Madura yang bertanggungjawab terhadap kehidupan, lingkungan dan alam sekitarnya.
Mon bagus pabagas (kalau engkau ganteng harus gagah), maksudnya seseorang yang cakep harus dilengkapi dengan keperwiaraan atau kepahlawanan, yaitu semangat berkorban untuk kepentingan masyarakat.
Mon kerras paakerres (kalau engkau keras harus berkeris) maksudnya seseorang yang hendak bertindak tegas harus disertai kewibawaan dan keadilan. Sebuah ketegasan tampa wibawa bisa menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan.
Mon sogi pasoga’ (kalau engkau kaya harus tegar), mempunyai arti, seseorang yang kaya harus punya hati tegar untuk menolong kaum miskin.
Dalam ketiga ungkapan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa, seorang individu, lebih-lebih pemimpin, haruslah bermanfaat bagi masyarakat. Solidaritas seyogyanya diwujudkan dengan memanfaatkan kelebihan yang ada pada diri seseorang untuk kepentingan orang banyak sebagai upaya untuk menghargai orang lain.
Di Madura terdapat lagi ungkapan seperti mon ba’na penter ngargai oreng, bakal eargai oreng (kalau engkau pandai menghargai orang lain, engkau akan dihargai orang juga). Menghargai dan mengerti orang lain adalah bekal utama dalam menjalani kerukunan dan persaudaraan dengan siapa pun. Tanpa saling mengerti dan saling menghargai sulit tercipta iklim sejuk yang penuh perdamaian.
Dalam mengenal pandangan hidup orang Madura yang ideal, tidak boleh seseorang itu ngerrep oreng sala, (menyembunyikan, melindungi dan membela orang yang salah). Jika seseorang melindungi orang yang salah ia akan dipandang sama dosanya dengan orang yang salah tersebut.
*****
Tulisan bersambung:
- Mengenal Pandangan Hidup Orang Madura
- Warisan Budaya Madura Masa Lampau
- Baburugan Becce’ , Senjata Utama Bagi Orang Madura
- Tatanan Nilai Idealistik Orang Madura