Rokat pamengkang adalah tradisi masyarakat Madura yang dilaksanakan setiap memasuki bulan baru hijriah, masyarakat Madura menyebutnya bulan Sora (Muharam). Rokat pamengkang merupakan sebuah ritual yang memadukan antara tradisi dan ajaran Islam.
Lontar Madura1036 Posts

Syaikhuna Kholil: Guru Ulama Jawa
Kiai Kholil Bangkalan adalah salah satu ulama termashur dan sangat dihormati di kalangan pesantren pulau Jawa. Sampai saat ini, makamnya masih ramai diziarahi. Beliaulah guru para ulama Jawa

Sejarah Masuknya Islam di Madura
Di bagian timur Madura, yaitu Sumenep menyebutkan Islam sudah masuk ke Sumenep sejak Panembahan Joharsari, penguasa Sumenep dari tahun 1319 hingga 1331 M. Panembahan Joharsari mempunyai putra bernama Panembahan Mandaraka yang juga diyakini beragama Islam. Bukti keislamannya adalah makamnya sudah berbentuk Islam yang terletak di desa Mandaraga, Keles, Ambunten.

Upaya Transformasi Nilai-Nilai Luhur Tradisi Lokal Madura,
Kearifan dan tradisi lokal Madura menjadi penting untuk direkonstruksi dalam rangka menemukan jati diri otentik, yang selama masa dominasi modernisme, menjadi tereliminasi bahkan terkubur, sehingga demikian banyak manusia-manusia yang ter-cerabut, atau bahkan tidak mengenal jati diri otentik budaya lokalnya

Seperangkat Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang
Kiai Kholil Sendang adalah tokoh kharismatik dan penyebar agama Islam. Cara berdakwah sang kiai tidak hanya menggunakan bahasa lisan, tapi juga menggunakan media kesenian gamelan. Ia mempunyai prinsip dengan gamelan, masyakat lebih tertarik dan diminati. Ia menyebut “masyarakat bisa menangkap bunyi gamelan”

Tradisi “Toron” Nilai Solidaritas Persaudaraan Warga Madura
Ada tiga peristiwa penting bagi Warga Madura untuk toron. Yang pertama, yaitu pada saat lebaran Hari Raya Idul Ftri, Hari Raya Idul Adha dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Bagi Orang Madura, Toron Bukan Sekedar Mudik
Toron meski berarti “turun” buka bermakna turun dari atas atau turun ke bawah. Meski kebalikan kata “toron” atau “turun” adalah “naik” atau “ongghâ”, karena orang Madura tidak mengenai kata “naik” atau “ongghâ” hubungannya dengan merantau.

Mien Achmad Rifai, Penulis dan Ahli Biologi Asal Madura
Pak Mien yang mempunyai hobi mengumpulkan perangko dan patung kodok menikah dengan Nur Hayati. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak perempuan, yaitu Sri Hidayati

Warisan Sastra Tradisi Lisan Madura
Tradisi lisan Madura sebagian mengalami kepunahan dan kemunduran. Sedangkan yang masih hidup sulit untuk bertahan. Penyebabnya terdesak kebudayaan moderen
No More Posts Available.
No more pages to load.