Gua Payudan, Tempat Semedi Raja-Raja Sumenep
Legenda Madura  

Gua Payudan, Tempat Semedi Raja-Raja Sumenep

Gua Payudan mempunyai nilai kesejarahan tersendiri bagi masyarakat Sumenep, hal ini mengingat gua tersebut mengisahkan peristiwa agung dan cukup dikenal melalui lirik lagu “Ghuwâ Pajhuddhân” yang disukai anak-anak jaman dulu. Namun kini telah menjadi destinasi wisata yang selalu ramai akan pengunjung, baik hanya sekedar untuk liburan, dan juga persemedian bagi orang-orang yang tirakatan.

Rokat Sang-pasang, Penyembuhan Alternarif Ala Madura
Tradisi Madura  

Rokat Sang-pasang, Penyembuhan Alternarif Ala Madura

Dari sekian tradisi peninggalan Hindu Budha yang ada di Madura, yaitu dalam upacara adat, ritual-ritual dan beberapa bentuk rokat yang menjadi bagian dari tradisi masyarakat Madura, seperti rokat tase’, rokat pandhaba, rokat dhisa, rokat aèng dan rokat-rokat lainnya. Salah satunya, yaitu Rokat Sang-Pasang.

Sejarah Masuknya Islam di Madura
Sejarah Madura  

Sejarah Masuknya Islam di Madura

Di bagian timur Madura, yaitu Sumenep menyebutkan Islam sudah masuk ke Sumenep sejak Panembahan Joharsari, penguasa Sumenep dari tahun 1319 hingga 1331 M. Panembahan Joharsari mempunyai putra bernama Panembahan Mandaraka yang juga diyakini beragama Islam. Bukti keislamannya adalah makamnya sudah berbentuk Islam yang terletak di desa Mandaraga, Keles, Ambunten.

Seperangkat Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang
Tokoh Madura  

Seperangkat Gamelan Peninggalan Kiai Kholil Sendang

Kiai Kholil Sendang adalah tokoh kharismatik dan penyebar agama Islam. Cara berdakwah sang kiai tidak hanya menggunakan bahasa lisan, tapi juga menggunakan media kesenian gamelan. Ia mempunyai prinsip dengan gamelan, masyakat lebih tertarik dan diminati. Ia menyebut “masyarakat bisa menangkap bunyi gamelan”