Peranan Wanita Dalam Adat Robo’an

Oleh Musyafa’ Arifin *)

Dalam sejarah wanita adalah ibu rumah tangga. Peranan wanita / seorang ibu adalah sebagai pendamping suami dalam menggurus rumah tangga sedangkan laki-laki lebih menitik beratkan terhadap pekerjaan guna memberi nafkah kepada keluarga. Dalam adat Robo’an peran wanita tidak jauh berbeda dengan laki-laki, mengapa demikian ? hal ini dikarenakan setiap kegiatan yang ada didalam adat Robo’an wanita diperbolehkan dalam mengikuti upacara adat Robno’an, seperti adat mandi, sholat sunat empat rakaat dengan berjamaah dan doa selamat.

Tata cara berpakaian adat robo’an

  1. Diharuskan berpakaian rapi
  2. Harus pakai sarung atau celana yang suci dari najis, baru harus lengan panjang dan berwarna putih atau baju taqwa dan kopiah harus sewajarnya (tidak di perbolehkan topi atau baret dan juga baju lengan pendek yang warnanya mencolok/ kaos ketat yang bergambar dibelakang atau depan).
  3. Wanita diharuskan berpakaian yang dapat menutupi aurat, misalnya kebaya panjang dan memakai jilbab serta stocking atau kaos kaki supaya kaki tidak kelihatan.
  4. Wanita dilarang memakai kaos ketat dalam bentuk apapun, misalnya rok mini, celana ketat, tidak boleh berhias-hias seperti mau pergi ke pesta.

Perbedaan Adat Robo’an Suku Madura Dengan Suku Lain

Masyarakat yang hidup dialam maya tentunya seudah mengenal adat-istiadat dan tradisi dari suku masing-masing, misalnya adat Tola’ Bala’. Kalau berbicara adat Tola’ Bala’ yang lebih dikenal dengan adat robo’an sedah lebih dikenal oleh masyarakat khususnya di Kalimantan Barat (yang beragama islam). Dalam hal ini pelaksanaan biasanya dilakukan bersamaan tetapi ada beberapa perbedaan misalnya pada alat-alat peraganya atau tempat dimana untuk menyelenggarakan adat robo’an tersebut. Selain itu masih ada banyak perbedaan lain lagi seperti adat pogo’an Tola’ Bala’ daloam bahasa madura disebut adat tulak bala’.

Larangan bagi yang melaksanakan adat robo’an

  1. tidak diperbolehkan melakukan aktivitas kerja laki-laki maupun perempuan selama sehari penuh tidak melakukan pekerjaan pada hari rabu terakhir bulan shafar, mengingat banyak sekali terjadi kejadian-kejadian pada waktu itu.
  2. Dilarang melakukan perjalanan jauh. Perjalanan disini menyangkut dengan transportasi sungai, darat dan udara karena kuatir akan terjadi sesuatu.
  3. c.       Lebih banyak diam dirumah sambil mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir berdoa wirid baca ayat suci Al-Qur’an supaya kita semua mendapat ampunan dari Allah SWT supaya dijauhkan dari berbagai macam penyakit dan bala’.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.