Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tari Gambu Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Tari Gambu Madura

Ditayangkan: 11-03-2011 | dibaca : 6,825 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Pada waktu perayaan Wuku Galungan di kerajaan Daha Prabu Jayakatwang mengadakan acara pasasraman di manguntur. Mengadakan adu kesaktian antar prajurit perang kerajaan  untuk mecari bibit-bibit unggul sebagai senopati perang kelak. Para jago yang diandalkan oleh Raden Wijaya yakni Lembusora, Ranggalawe dan Nambi maju ke arena pasasraman untuk berhadapan dengan para prajurit  Daha yakni Kebomundarang, Mahesarubuh dan Pangelet.

Ternyata para prajuritnya Raden Wijaya lebih unggul  karena waktu dalam pengasingan di Sumenep selalu melakukan latihan perang-perangan dengan memakai keris yang sampai saat ini diberi nama tari gambu. Di dalam kitab Pararaton tari tersebut bernama tari Silat Sudukan Dhuwung, yang di ciptakan oleh Adipati Arya Wiraraja (1269-1293) yang selalu diajarkan pada para pengiring Raden Wijaya kala ada di Sumenep.

Biasanya tari keris tersebut dilakukan kala Sang Adipati selesai melakukan pertemuan atau sidang para menteri di pendopo agung keraton Sumenep. Kemudia poleh dinasti Arya Wiraraja tari tersebut tidak pernah dilakukan hingga lama sekali. Dikala Mataram Islam diperintah Radèn Mas Rangsang Panembahan AGUNG Prabu Pandita Cakrakusuma Senapati ing Alaga Khalifatullah (Sultan Mataram 1613-1645), yang sangat peduli dan gemar pada kebudayaan dan kesenian tradisional. Dan kala itu Sumenep diperintah oleh kerabat Sultan Agung yang bernama Adipati Tumenggung Anggdipa sekitar tahun 1630, tari tersebut dihidupkan kembali. Dengan demikian tari tersebut diberi nama tari kambuh (kambuh dalam bahasa Jawa berarti hidup kembali) dan lama kemudian berubah aksen menjadi tari GAMBU.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • tentara-jepangPemberontakan Rakyat Secara Terbuka di Prajjan
      📚 Sejarah Madura
    • Meluruskan Makna Labãng Mèsem
      📚 Budaya Madura
    • Aspek Transendensi dan Imanensi Dalam Tradisi Carok
      📚 Budaya Madura
    • Tidur di Pasir, Tradisi Masyarakat Pesisir Sumenep
      📚 Tradisi Madura
    • Memahami Perilaku Budaya Orang Madura
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close