Penutup
Masyarakat pandalungan di wilayah tapal kuda adalah masyarakat hibrida yang merupakan perpaduan dari 2 budaya dominan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura. Orang pandalungan sangat adaptif dan akomodatif sehingga perubahan-perubahan besar yang melanda dunia ditangkap dengan mudah dan bahkan ditiru. Meski pengaruh Islam sangat kuat, orang pandalungan sangat terbuka dan tidak alergi terhadap selera global, terutama yang terkait dengan gelombang Food, Fashion, and Fun. Ini terbukti dari munculnya fenomena Jember Fashion Carnaval.
Proses ini akan terus berlanjut. Sampai saat ini orang pandalungan sedang bergulat antara mencari identitas dan menerima perubahan.
Daftar Pustaka
Geertz, Clifford. 1989. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kusnadi. 2001a. “Budaya Jember-Bondowoso”, dalam Radar Jember, 14 Maret, hal. 1,11.
______. 2001b. “Masyarakat Tapal Kuda: Konstruksi Kebudayaan dan Kekerasan Politik”, dalam Jurnal Ilmu-ilmu Humaniora, vol. II/No. 2/Juli 2001.
Mashoed. 2004. Sejarah dan Budaya Bondowoso. Surabaya: PAPYRUS.
Prawiroatmodjo, S. 1981. Bausastra Jawa – Indonesia II. Jakarta: Gunung Agung.
______. 1985. Bausastra Jawa – Indonesia I. Jakarta. Gunung Agung.
Sutarto, Ayu. 2004. Menguak Pergumulan antara Seni, Politik, Islam, dan Indonesia. Jember: Kompyawisda dan Pemprov Jatim.
Sutjipto, F.A. 1983. “Kota-kota Pantai di Sekitar Selat Madura: Abad XVII sampai dengan Medio Abad XIX”. Disertasi yang tidak diterbitkan.
###
1Makalah disampaikan pada acara pembekalan Jelajah Budaya 2006 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, tanggal 7 – 10 Agustus 2006.
Ayu Sutarto, adalah Peneliti Tradisi, Universitas Jember Jawa Timur.