Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Pondok Pesantren Loteng, Batasi Sepuluh Orang Santri

▲ Menuju 🏛 Home ► Sejarah Madura ► Pondok Pesantren Loteng, Batasi Sepuluh Orang Santri

Ditayangkan: 30-05-2015 | dibaca : 3,198 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

[junkie-alert style=”yellow”]

langgar di ponpes Loteng yang nyambung ke bangunan Loteng

Dari langgar ini banyak melahirkan ulama

Tidak seperti pondok pesantren pada umumnya, ada kisah menarik di masa kepengasuhan Raden Bagus Hasan. Seperti yang diceritakan oleh salah satu pengasuh pondok pesantren Loteng saat ini, Raden Bagus Ali Rahmat, pada waktu itu tidak semua orang bisa mondok di pesantren Loteng dalam waktu yang bersamaan. Pasalnya, Gus Hasan hanya membatasi santrinya dalam jumlah sepuluh orang. Baru ketika di antara yang sepuluh itu ada yang berhenti, maka calon santri baru bisa masuk, namun tetap bilangannya sepuluh, tidak bisa lebih. [/junkie-alert]

“Dulu, kalau ada yang masuk lebih dari sepuluh biasanya santri yang kesebelas atau lebih itu menjadi gila,” kata Gus Ali pada Mata Sumenep.

Hal itu juga dibenarkan oleh Raden Bagus Fahrurrazi, salah satu kerabat dekat keluarga pesantren Loteng. Menurutnya, hal itu menunjukkan tingkat kesufian pengasuh awal ponpes Loteng. “Artinya tidak berambisi memperbanyak santri. Ini seperti halnya Raden Ario Atmowijoyo (al-’arifbillah Abdul Ghani bin ‘Ashim bin Sultan ‘Abdurrahman) yang dulu hanya membatasi santri sebanyak lima orang,” tambahnya.

Kejadian tersebut mengingatkan pada kasus yang terjadi di jaman ini. Dulu, dari cerita salah satu santri alumnus Pondok Pesantren Darullughah wad Da’wah Bangil, almarhum Kiyai Yasin Ramdhani bin Hasanuddin bin Kiyai Raden Wongsoleksono, ia mengatakan bahwa almarhum Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki Mekkah juga membatasi santrinya hanya dalam bilangan seratus orang. “Dari kisah yang saya dengar, katanya itu petunjuk langsung dari Rasulullah SAW. Jadi Sayyid Muhammad baru bisa menerima murid lagi jika ada murid lama yang berhenti,” kata Yasin Ramdhani waktu itu.

Pages: 1 2

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Kalamaran Tradisi Menuju Perkawinan
      📚 Tradisi Madura
    • Mencari Jejak Madura di Pantai Nepa
      📚 Legenda Madura
    • Alalabang, Tradisi Lisan Ditengah Gempuran Kesenian Modern
      📚 Tradisi Madura
    • perkaiwnan-suku-maduraAdat Perkawinan Suku Madura Perantauan
      📚 Tradisi Madura
    • Pengaruh Islam dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan Sumenep
      📚 Sejarah Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close