Pendiri Lumajang; Banyak Wide, Arya Wiraraja atau Menak Koncar

Firdha Rizqi

Illustrasi
Illustrasi

Apabila kita belajar sejarah Indonesia, khususnya Jawa Timur tidak akan asing lagi akan nama Banyak Wide, Arya wiraraja, dan Menak Koncar. Ketiganya berkaitan dengan kerajaan Singasari, Majapahit, dan Lumajang tempo dulu. Pada masanya beliau mempunyai peranan penting dan strategis yang menentukan arah dan kemajuan tiga kerajaan tersebut, terutama bagi Kabupaten Lumajang.

Banyak Wide adalah nama gelar ketika beliau menjadi pejabat tinggi kerajaan Singasari pada masa pemerintahan Wisnu Wardhana yang berlangsung tahun 1250 masehi sampai tahun 1268 masehi. Banyak Wide yang lahir tahun 1232 masehi di lereng Gunung Lemongan.

Lumajang dipercaya sebagai Penasehat Kerajaan atau sebagai Bebatangan. Bebatangan merupakan sebuah jabatan strategis dalam memberikan nasihat dan perencanaan terhadap perkembangan dan masa depan kerajaan Singasari. Beliau sangat dipercaya oleh raja dari Wangsa Rajasa keturunan Ken Arok dengan Ken Dedes. Kebetulan Raja Wisnu Wardhana yang juga bergelar Maharaja Sminingrat memerintah bersama dengan Ratu Anggabaya Narasinghamurti dari keturunan Wangsa Rajasa.

Arya Wiraraja adalah gelar yang diberikan oleh raja Kertanegara ketika Banyak Wide dilantik menjadi Adipati Madura yang berkedudukan di Sumenep. Kertanegara adalah raja Singasari pengganti Wisnu Wardana yang memerintah tahun 1268 masehi sampai tahun 1292 masehi.

Pengakatan Arya Wiraraja menjadi Adipati Madura adalah sebuah promosi sekaligus menjauhkannya dari pusat pemerintahan Singasari. Hal ini karena adanya kekawatiran dari Wangsa Sinelir, yaitu keluarga keturunan Tunggul Ametung dengan Ken Dedes, kebetulan Raja Kertanegara keturunan dari Wangsa Sinelir. Pada masa pemerintahan Kertanegara Kerajaan Singasari mengalami masa kejayaannya. Kertanegara mempunyai cita-cita mempersatukan nusantara. Untuk mencapai cita-citanya Kertanegara melaksanakan Ekspedisi Pamalayu, kerjasama dengan Kerajaan Campa dan menolak keras tunduk pada Kerajaan Mongol dibawah kekuasaan Kaisar Khubilai Khan.

Madura merupakan wilayah diluar Pulau Jawa yang sangat strategis di samping Pulau Bali .Pengangkatan Arya Wiraraya di Madura merupakan ujian bagi kesetiaan dan kesempatan untuk menunjukan prestasi kerja terhadap kemajuan Singasari . Arya Wiraraja menjadi Adipati Madura mulai tahun 1269 masehi sampai tahun 1293 masehi .Madura dianggap sangat penting bagi Kertanegara karena letaknya bersebelahan dengan Jawa harus dikuasai dengan sempurna dan untuk menjaga agar tidak ada bibit perlawanan dikalangan internal kerajaan sekaligus menjaga kedudukan Singasari dari kerajaan sekitarnya. Ketika selesai melaksanakan tugasnya di Madura, Arya Wiraraja menjadi raja di Kerajaan Lamajang Tigang Juru dan Madura diserahkan kepada Adipati Arya Bangah saudaranya.
Menak Koncar adalah nama gelar yang didapatkannya ketika menjadi raja Lamajang Tigang Juru. Kedudukan ini didapatkan dari Raden Wijaya raja pertama Majapahit. Yang memerintah tahun 1293 masehi sampai tahun 1309 masehi . Majapahit merupakan kelanjutan dari kerajaan Singasari , dan Raden Wijaya adalah menantu Kertanegara raja terakhir Singasari. Minak Koncar selama ini dinilai besar sekali jasanya pada Raden Wijaya. Diawali ketika menerima Raden Wijaya mengungsi ke Madura, memintakan ampun pada raja Jayakatwang yang telah memberontak dan menguasai Singasari, membangun hutan Tarik menjadi desa Majapahit, mengalahkan Tentara Mongol , mendirikan dan menjadikan Raden Wijaya menjadi raja di Kerajaan Majapahit.

Raden Wijaya pernah berjanji kepada Arya Wiraraja ketika mengungsi ke Madura bahwa Pulau Jawa wilayah kerajaan Singasari akan dibagi dua sama luas. Sebelah barat untuk Raden Wijaya sedangkan sebelah timur untuk Arya Wiraraja apabila berhasil menjadi raja Majapahit. Janji itu akhirnya benar-benar dilaksanakan ketika Raden Wijaya dilantik menjadi raja Kerajaan Majapahit pada tanggall 26 Nopember 1293 Masehi dengan gelar Nararya Sanggramawijaya.

Bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Majapahit di wilayah barat dengan ibukota Trowulan, berdirilah Kerajaan Lamajang Tigang Juru di wilayah timur beribukota di Kutorenon dengan Arya Wiraraja sebagai raja dan bergelar Menak Koncar. Arya Wiraraja dinobatkan menjadi raja pada hari Kamis Legi tanggal 26 Agustus 1294 Masehi. Kerajaan Lamajang merupakan kerajaan merdeka, berdaulat penuh sejajar dengan Kerajaan Majapahit, bukan bawahannya. Setelah menjadi raja Lamajang, Arya Wiraraja idak pernah lagi menghadap apalagi sowan ke Majapahit. Namun untuk menjaga hubungan baik dengan Majapahit, Arya Wiraraja masih menempatkan anak dan kerabatnya, yaitu Nambi sebagai Mahapatih Amangkubumi , Ranggalawe sebagai Meenteri Amancaneegara, dan Lembu Sora menjadi Rakyan Patih Daha. Sedangkan Arya Wiraraja sendiri memusatkan perhatian terhadap pembangunan dan kemajuan Lamajang.

Pada masa pemerintahan Menak Koncar , Kerajaan Lamajang Tigang Juru mencapai masa kejayaan dan keemasan. Menak Koncar telah meletakkan dasar – dasar pemerintahan yang kuat .Beliau membangun sarana pertahanan berupa benteng, sarana perkotaan dengan Kutorenon sebagai ibukota pemerintahan. Dibangun juga sarana persembahyangan berupa candi , sarana transportasi dan perdagangan berupa pelabuhan dan lain-lain .

Dalam bidang pemerintahan Menak Koncar membangun keraton dengan segala sarana penunjangnya .Didalam kota raja Menak Koncar membagi menjadi beberapa kawasan , yaitu Kawasan Keraton , Kawasan Keputren , Kawasan Pemandian dan Taman Sari , Kawasan Persembahyangan, Kawasan Perdagangan dan Kawasan Kemiliteran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nama Banyak Wide, Arya Wiraraja dan Menak Koncar adalah satu orang alias sama. Beliau menjadi raja Lamajang Tigang Juru yang meliputi wilayah Tapal kuda [Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi] Madura dan Bali. Menak Koncar menjadi raja Lamajang Tigang Juru Mulai tahun 1293 sampai tahun1316 Masehi.

Menak Koncar yang dilahirkan di Dusun Nangkaan Desa Ranu Pakis Kecamatan Klakah ini meninggal karena sudah tua yaitu diusia 84 tahun dan di makamkan di Dusun Biting Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono. Makam ini sekarang menjadi bagian dari Situs Biting.

Situs Biting merupakan bagian dari Cagar Budaya Lumajang yang harus dipelihara dan dilestarikan.Sebagai warga Lumajang kita harus bangga terhadap tokoh Banyak Wide atau Arya Wiraraja yang juga bergelar Menak Koncar. Tokoh ini dapat kita jadikan panutan dan sumber inspirasi dalam membangun Lumajang sekarang dan masa depan.

Judul asli: Pendiri Lumajang itu yang Bener Banyak Wide, Arya Wiraraja atau Menak Koncar???, diisunting dari http://rizqifirdha.blogspot.com/2013/06/pendiri-lumajang-itu-yang-bener-banyak.html

Responses (7)

  1. Dalam tulisan yang disadurkan oleh beberapa penulis, bahwa Menak Koncar adalah putra kandung Arya Wiraraja, namun dari cerita diatas Menak Koncar adalah Gelar yang diberikan.. dan Arya Wiraraja adalah Menak Kocar atau Banyak Wide, pertanyaan ini perlu di respon dengan jelas agar peneliti sejarah tidak bingung

  2. Saya bangga jadi bagian darah silsilah dari arya wiraraja. Sy ingin meneruskan kebaikan beliau dan tidak ingin mengecewakan beliau

  3. Cerita Arya Wiraraja ada 3 versi. Versi Madura, Bali dan Sejarah Lumajang. Tapi untuk tulisan ini kalo dari versi sejarah beda lagi dengan Atlas Walisongo tulisan K.H. Agus Sunyoto..

  4. Saya sangat bertanya tanya tentang cerita rakyak yang di tulis oleh beberapa penulis yang mengaku dirinya dari sumenep,karena dalam cerita atau dalam tulisan atau buku yang mereka keluarkan masih jauh dari latar belakng yang ada di madura dan kesimpangsiuran cerita atau asal muasal madura maka cerita atau tulisan yang di keluarkan validasi dan data yang ada di nalik tulisan tersebut masih banyak yang meragukan termasuk masyrakat yang dari luar madura apalagi orang orang madura sendiri,maka saya mengharap data atau bukti dari keaslian cerita atau alur tersebut supaya betul betul ada agar saya sebagai pembaca dapat percaya,karena bukan hanya satu buku saja yang saya temui bahkan berbagaimacam judul dan tulisan bahkan nara sumber,itulah yang menjadi dasar saya mengirim sebuah usulan ini agar kedepan lebih baik dan dapat menjadi masukan yang elegan bagi para peulis dan peneliti pulau madura.

    1. Salam Madura,
      Dalam dunia sastra kita kenal karya fiksi dan non fiksi. Cerita rakyat merupakan hasil karya pengarang yang berdasarkan imajinasi. Demikian pula dalam proses kepengarangannya, penulis bisa berproses berdasarkan cerita rakyat (cerita: fiksi dan sejenisnya), legenda (fiksi mengacu pada asal usul), realitas (sejarah dan sejenisnya). Hal ini juga berlaku pada penulis siapa saja, dimana dan kepanpun peristiwa terjadi. Validitas kepenulisan bergantung dari bentuk tulisan yang ditulisnya. Sedang tulisan diatas, sengaja kami angkat berdasarkan link yang ada, karena cukup menarik, korelasinya dengan penobatannya sebagai Adpati Sumenep.
      Tulisan ini perlu respon pengunjung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.