Selain lewat kendaraan darat, saya pernah melihat Pulau Madura lewat pesawat terbang yang melintasi pulau itu. Setiap pergi ke Kalimantan atau ke Sulawesi, pulang dan pergi selalu melintas di atas pulau Madura. Akan tetapi, karena pesawat selalu terbang tinggi, pemandangan Pulau Madura tidak terlalu kelihatan. Yang terlihat dari jauh, apalagi pada musim kemarau, pulau itu kurang kelihatan subur. Tanah-tanah tampak dari jauh kurang kelihatan subur.
Berbeda dengan sebelumnya, kunjungan saya bersama Pak Menteri Agama dan seorang Deputi Menteri PU, —-Pak Saleh Lastukonsina, hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2009, dengan menggunakan helikopter, Pulau Madura bisa saya lihat dengan lebih jelas. Pemandangan yang sangat bebas, dan terbang tidak terlalu tinggi, bisa melihat pulau itu lebih menyeluruh. Helikopter terbang rendah, dan tidak sebagaimana pesawat terbang ukuran besar. Sehingga, semua penumpangnya bisa melihat pemandangan yang sedemikian jelas.
Melalui kendaraan udara ukuran kecil itu, saya benar-benar bisa menikmati keindahan Madura. Sangat berbeda dengan kesan saya sebelumnya, ternyata Pulau Madura yang saya anggap gersang dan tandus, ternyata tidak demikian. Pulau Madura dilihat dari atas sangat indah. Pulau itu terdiri atas bukit-bukit, lereng dan lembah yang indah. Bangunan rumah-rumah penduduk dilihat dari atas kelihatan bagus sekali. Tidak sebagaimana rumah-rumah penduduk di kota besar, —–tidak terkecuali di pusat kota Jakarta, Semarang, Surabaya, umumnya berdesak-desakan, dan berhimpit-himpit satu dengan lainnya.
Perumahan penduduk, yang sesungguhnya tidak diatur, mungkin menyesuaikan dengan pemilikan tanah masing-masing, justru kelihatan indah. Pemandangan indah itu menyeluruh, hampir semua wilayah yang bisa saya lihat. Memang rumah-rumah di pinggir jalan dan atau di pinggir pantai, juga sama dengan di tempat lain, yakni di kota-kota besar, tampak berhimpit-himpit. Tetapi rumah-rumah yang berada di di daerah-daerah pedalaman, dari atas kelihatan sedemikian indah. Antara rumah satu dengan lainnya, terdapat jarak. Antar rumah ditanam pohon-pohon, kebun dan tanaman-tanaman para petani. Memang jarak antar rumah itu tidak teratur, tetapi justru menampakkan keindahannya.