Nah, bertolak dari realitas di atas, tampaknya para budayawan dan tokoh Madura perlu punya apresiasi lebih tinggi terhadap kultur dan bahasa Madura. Artinya, perlu kemampuan public relations simpatik untuk menyosialisasikan bahasa dan kultur Madura secara benar dan cerdas.
Dengan demikian, kultur Madura yang mengandung nilai-nilai luhur -terutama dalam konteks kepemimpinan, hubungan sosial, dan kebangsaan-teraktualisasi secara proporsional. Misal, falsafah Madura yang menekankan pentingnya menghormati orang tua, guru, dan pemimpin. Nilai-nilai luhur itu perlu diinternalisasi dan disosialisasikan secara maksimal agar substansi kultural Madura bisa dipahami secara benar oleh masyarakat luas. Itu penting. Sebab, jika kecenderungan negatif yang justru berkembang -pemanfaatan bahasa Madura secara tak benar- tak mustahil orang Madura akan terus-menerus jadi bahan tertawaan konyol.
Wallahu alam bisshawab. (sumber : www.jawapos.com)
*) M. Masud Adnan, Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur dan penulis buku Anehdot-Anehdot Gus Dur