Makam Agung, Makam Raja-Raja Bangkalan

Munculnya pisang agung bisa menjadi pertanda. Jika muncul, masyarakat sekitar akan terus melakukan doa dan tirakat di Makam Agung. Mereka mengharap, pemunculan pisang agung tidak  membawa pertanda buruk. Selain itu masyarakat juga akan menunggu matangnya buah pisang agung. Jika matang, masyarakat akan berebut untuk mendapatkan buah pisang agung. Mereka percaya, biji buah pisang agung, jika diuntai menjadi tasbih, akan membawa kemustajaban dalam doa dan dzikir.

Tetapi, dalam sejarahnya pemunculannya, pisang agung tersebut hanya berbuah satu kali. Dalam pemunculannya yang lain, tidak pernah berbuah. Sujak mencatat, pisang agung muncul hingga berbuah, menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, saat pemberontakan Gestapo (1965), menjelang jatuhnya Presiden Soekarno (1966) pisang agung juga muncul, tahun 1996 muncul dan menjelang lengsernya Soeharto, 1998, kembali muncul. Lalu tahun 2004, ketika pemilihan presiden, muncul. Pemunculannya hanya sesaat, lalu kemudian hilang.

Sujak menceritakan, pisang agung muncul di tempat yang tidak tetap. Dan, setiap pemunculannya, selalu sudah dalam keadaan setinggi paha orang dewasa. Tahu-tahu muncul begitu saja. Letak mata angin munculnya pisang agung, juga dijadikan tanda di mana akan terjadi sebuah kejadian luar biasa tersebut. Jika pisang agung muncul, tumbuh, hingga berbuah, berarti sebuah kejadian luar biasa terjadi. Tetapi, jika pisang agung muncul tetapi untuk kemudian hilang begitu saja, kejadian tersebut tidak begitu luar biasa. (jawatimuran.wordpress.com)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.