Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Kiai Djauhari, Sosok Muqaddam Yang Sederhana

▲ Menuju 🏛 Home ► Tokoh Madura ► Kiai Djauhari, Sosok Muqaddam Yang Sederhana ► Page 3

Ditayangkan: 01-06-2012 | dibaca : 6,299 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Hidup Sederhana

Kiai Djauhari termasuk sosok muqaddam yang pola hidupnya sangat sederhana. Kesederhanaan hidupnya tidak saja berlaku bagi din dan keluarganya, melainkan juga beliau anjurkan kepada segenap Ikhwan Tijani.

Kesederhanaan mi terlihat seperti misalnya ketika masyarakat menawari Kiai Djauhari untuk merenovasi rumah beliau. Beliau menolaknya dengan halus, sambil dengan nada humor beliau berkata, “Mon bhagus ghallu romanah, dhagghi’ tak bisa jhagha ban loppah kaangghuy abhajang tahujjud.” (Kalau rumah saya terlalu bagis, nanti saya tidak bisa lagi bahkari lupa melaksanakan shalat tahajjud). Kiai Djauhari selalu menghindari hidup mewah dan halh al yang tidak terlalu penting, jika nantinya akan membuatnya lalai dalam menjalankan syariat.

Senada dengan itu, Kiai Djauhari juga pernah berkata kepada KH. Jamaluddin Kafie, bahwa “sapas apa oreng se tao lebet e pettengnga, bakal tao jha’ badha fera’na bin fang” (hanya orang yang berjalan di gelap gulita yang bisa menikmati terangnya bintang). Artinya, hanya orang yang pernah merasakan kegelapan dan kesusahan hidup yang akan mampu merasakan mkmatnya kebahagiaan hidup itu. Karena itu, orang tersebut akan senantiasa berusaha mensyukuri semua yang didapatnya dan Allah swt. dan tidak pemah putus asa.

Jeli dalam Menuntut Ilmu

Ilmu pengetahuan tidak selamanya benilai baik, di lain sisi, ilmu terkadang berdampak negatif dan dapat merugikan orang banyak. Sehingga menurut Kiai Djauhari, kita harus pandai dan jeli memilah-milah ilmu tersebut terlebih dahulu. Dalam hal ini, Kiai Djauhari pernah berpesan kepada Kiai Haul (2008), “Mencari ilmu itu bagaikan nelayan yang mencari ikan di bagan. Angkat dulu semua ikan yang masuk ke dalam jaring, kemudian baru dipisah-pisah dan dipilah-pilah mana yang cocok dan yang benar, yang baik dan yang sesuai!”

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Menengok Goa Kandalia Langsar Sumenep
      📚 Wisata Madura
    • KH Moh Mahfoudh Husaini, Berkarir dari Politik sampai Menembus Dunia Pendidikan
      📚 Tokoh Madura
    • Sejarah dan Makna Pemugaran Masjid Agung Bangkalan
      📚 Sejarah Madura
    • Kisah Putri Nandi dari Sampang
      📚 Sejarah Madura
    • bahasa-sastra-maduraKearifan dari Sastra Lisan Madura
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close