Jejak Budaya Austronesia di Kawasan Pantai Utara Pulau Madura

 

Gunadi Kasnowihardjo

B uku ini ditulis berdasarkan berbagai pertimbangan, dan salah satu hal yang sangat memicu terbitnya buku ini adalah terbitnya laporan hasil penelitian bertema “Melacak Jejak-Jejak Budaya Austronesia di Kawasan Pantai Utara Pulau Madura Data historis arkeologis yang ditemukan di kawasan sepanjang pantai utara dari wilayah Kabupaten Bangkalan, Sampang. Pamekasan, hingga Kabupaten Sumenep, merupakan data baru yang selama ini belum pernah terpikirkan oleh para ahli sejarah maupun arkeologi Hal ini sangat terasa apabila kita membaca buku sejarah orang Madura, hampir semuanya berdasarkan cerita rakyat maupun legenda yang berkembang di masyarakat Arkeologi sebagai “pelayan sejarah dalam melayani permintaan sejarah melakukan dua hal yang sangat spesifik dalam disiplin. arkeologi yaitu survei dan ekskavasi atau penggalian

Dalam penelitian Melacak Jejak-Jejak Budaya Austronesia di Kawasan Pantai Utara Pulau Madura dilakukan 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan geomorfologi, arkeologi dan etnografi Pelacakan potensi hunian masa lalu di kawasan pantai utara Pulau Madura dilakukan dengan menggunakan pendekatan geomorfologis Pendekatan ini setidaknya mencakup beberapa aspek geomorfologi, yaitu Morfologi yang terdiri dari kajian tentang morfografi, dan morfometri. Morfogenesis mencakup morfostruktur aktif, morfostruktur pasif, dan morfodinamik Morfokronologi, dan Morfoaransemen.

Empat hal tersebut dilakukan untuk mengenali karakteristik geomorfologi wilayah penelitian karena melalui interpretasi geomorfologi, pelacakan jejak budaya Austronesia dapat ditemukan. Kajian geomorfologis ini digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan kondisi biogeofisik di wilayah penelitian yang terduga sebagai lokasi perkembangan budaya Austronesia.

Dalam konteks melacak jejak-jejak budaya Austronesia, hasil kajian geomorfologi di kawasan pantai utara Pulau Madura menunjukkan bahwa pada lansekap datar hingga miring, dicurigai sebagai lahan yang tanahnya cukup tebal sehingga relatif subur, cocok sebagai lahan bercocok tanam maupun ladang perburuan. Lansekap seperti di sekitar Air Terjun Toroan, Kabupaten Sampang, dan di areal pantal utara Pasehan hingga di kawasan in land seperti Dusun Kalak banyak ditemukan ceruk atau gua yang sangat memunjellem sebagai sarana hunian para imigran Amatrometa walaupun sifatnya sementara

Hasil kajian arkeologi di empat whayish Kabupaten di Madura ditemukan berbagal tinggalan arkeologis huik yang bersifat monumental maupun artefaktual, beberapa di antaranya ditemukan dari ekakarasi atau penggalan di lokasi tertentu Temuan monumental seperti kabur batu, punden, mata air, dan struktur pada umumnya merupakan monumen tinggalan dari tradisi megalitik yang di Indonesia berkembang pada masa Neolitik akhir (masa protosejarah

Sedangkan tinggalan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi pembuatan perkakas rumah tangga dari bahan baku tanah adalah etnografi yang bersifat intangible Data etnografi adalah data yang dependable, yaitu data yang dari awal hingga saat ditemukan tidak mengalami perubahan. sehingga sangat kuat kesahihannya (dapat dipercayai) Seperti teknologi pembuatan gerabah adalah temuan dari m di daratan Cina Selatan. Oleh para imigran Austronesia, m pengetahuan dan teknologi pembuatan gerabah tersebut dibawa dan disebarluaskan ke wilayah Pasifik dan secara turun temurun dilestarikan hingga sekarang

Teras-teras geomorfologis seperti ditemukan kawasan Toroan menunjukkan pula posisi garis pantai tua yang memiliki konteks dengan penghuni kawasan tersebut. Manusia Austronesia yang berasosiasi dengan teras pertama, diperkirakan mereka adalah penghuni gua gua seperti gua Kalak Barat maupun Gua Haji Taufik Mereka datang di kawasan pantai utara Pulau Madura lebih awal dibanding dengan manusia yang berasosiasi di areal teras kedua, yaitu manusia Austronesia yang dikubur di situs situs Tamberu Timur dan Tamberu Barat, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang Tinggalan arkeologi lain yang diperkirakan sejaman dengan kubur Tamberu Timur ataupun Tamberu Barat yaitu Punden Raden Segara, di kawasan wisata pantai Kera-Nipa, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Berdasarkan kajian analogi etnografi. model cara hidup masyarakat yang secara turun temurun masih dikerjakan hingga saat ini, seperti misalnya teknologi pembuatan gerabah, pembuatan perahu ataupun cara hidup para nelayan tradisional, data etnografi tersebut mendukung adanya jejak-jejak budaya Austronesia di kawasan pantail utara Pulau Madura.

Ide penulisan buku pengayaan pendidikan ini dipicu oleh situasi pandemi covid-19 yang memaksa pemerintah untuk menetapkan kebijakan khusus termasuk dalam kegiatan penelitian arkeologi. Kebijakan penelitian arkeologi untuk tahun 2020 adalah desk study atau desk research, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dari kajian sumber sumber tertulis seperti Laporan Hasil Penelitian, artikel dalam jurnal, buku, dan sumber data serta informasi yang bersifat elektronik dari web sites. Buku pengayaan pendidikan mata pelajaran Sejarah ini merupakan keluaran hasil dari desk study yang bertema “Implementasi SDG’s atas

Hasil Penelitian Melacak Jejak Jejak Budaya Austronesia di Kawasan Pantai Utara Madura Implementasi SDG’s yang dimaksud yaitu terkait dengan program SDG’s sasaran ke 4 ialah Pendidikan berkwalitas. Diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang sejarah orang Madura terutama bagi orang Madura khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Selain daripada itu, buku ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan sejarah dan asal-usul etnis lain yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kami yakin bahwa jejak jejak budaya Austronesia akan mewarnai asal -usul dan sejarah berbagai etnis yang ada di wilayah NKRI ini. Dengan demikian hasil penelitian dan kajian tentang jejak-jejak budaya Austronesia akan memperkuat paham tentang Bhineka Tunggal Ika Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk memerlukan proses yang panjang. terjadinya migrasi penutur rumpun bahasa Austronesia ke wilayah Pasifik dan bertemunya ras Mongoloid dengan Austromelanesoid di Kepulauan Nusantara sejak ribuan tahun yang lalu adalah Sunnatullah (Gunadi Kasnowihardjo, 2016).

**********

Tulisan diatas merupakan prolog dari buku Asal-Usul Sejarah Orang Madura,  Kajian Arkeologi –Sejarah, diterbitkan dari hasil penelitian arkeeologi – Melacak Jejak-Jejak Budaya Austronesia di Kawasan Pantai Utara Madura,. Balai Arkeologi Provinsi DIY 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.